KIK EBA JSMR Resmi Dicatatkan, Ini Analisis Skema dan Aset yang Disekuritisasi
Pendapatan tol Jagorawi tumbuh 12,4 persen disebabkan pertumbuhan volume transaksi 1,7 persen
Pendapatan tol Jagorawi tumbuh 12,4 persen disebabkan pertumbuhan volume transaksi 1,7 persen
Bareksa.com – Pada Kamis 31 Agustus 2017 lalu dilakukan pencatatan perdana KIK EBA Mandiri JSMR01 Surat Berharga Hak Pendapatan Tol oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) atas ruas jalan tol Jakarta–Bogor–Ciawi (Jagorawi).
Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK – EBA) adalah efek atau surat berharga yang terdiri sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, dan arus kas.
Dalam prosesnya, kreditor awal (originator) mengalihkan aset keuangannya kepada para pemegang EBA. Aset keuangan yang dikumpulkan menjadi satu ini menjadikan aset yang kecil dan tidak berharga menjadi bernilai, juga dengan adanya difersifikasi tersebut mengurangi tingkat risiko. Sekuritisasi aset ini membuat aset-aset ini dapat menjadi sarana investasi dari para investor.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam hal ini, Jasa Marga sebagai emiten yang menerbitkan KIK EBA Mandiri JSMR01 dengan aset dasar investasi berupa surat berharga hak pendapatan tol Jasa Marga atas ruas tol Jagorawi untuk jangka waktu 5 tahun, dengan nilai maksimum pendapatan yang disekuritisasi Rp 2,6 triliun. Namun JSMR mengambil awal sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun dan pembayaran bunga per triwulan (tiga bulanan).
Yield yang diberikan kepada investor KIK EBA Mandiri JSMR01 ini adalah sebesar 8,4 persen per tahun dan pelunasan pokok setiap 1 tahun sekali dengan penghitungan metode amortisasi tetap tahunan. Struktur pembayaran adalah skema pass-through ; waterfall/senioritas pembayaran. (Baca juga : JSMR Sekuritisasi Tol Jagorawi, Jokowi : Sekuritisasi Bisa Kurangi Beban APBN)
Adapun tujuan investasinya adalah untuk menerima bagian yang proporsional dari pendapatan berkala dan/atau imbal hasil jangka menengah hingga panjang kepada para pemegang EBA berdasarkan hak pendapatan tol Jagorawi.
Struktur KIK-EBA
Sumber : Data Perusahaan
Berikut alur indikasi strukturnya.
Pertama, KIK EBA Mandiri JSMR01 menghimpun dana melalui penawaran umum atas EBA Kelas A dan penawaran terbatas EBA Kelas B.
Kedua, pemegang EBA akan menerima EBA yang diterbitkan oleh KIK EBA Mandiri JSMR01.
Ketiga, KIK EBA Mandiri JSMR01 akan membeli surat berharga hak atas pendapatan tol Jagorawi yang diterbitkan oleh Jasa Marga.
Keempat, KIK EBA Mandiri JSMR01 akan memperoleh pendapatan dari pendapatan tol Jagorawi selama 5 (lima) tahun sampai dengan sejumlah sebesar-besarnya Rp 2.600.000.000.000,- (dua triliun enam ratus miliar rupiah).
Kelima, Jasa Marga akan bertindak selaku collection agent yang akan melakukan pengumpulan dan penyerahan pendapatan tol Jagorawi kepada KIK EBA Mandiri JSMR01.
Keenam, KIK EBA Mandiri JSMR01 akan melakukan distribusi (i) hasil investasi EBA kelas A kepada pemegang EBA kelas A dan/atau pokok kepada pemegang EBA Kelas A dan (ii) pokok dan hasil investasi EBA kelas B kepada pemegang EBA kelas B sesuai dengan tata urutan pembayaran. KIK-EBA meneruskan dana dari investor kepada originator/kreditur untuk kemudian digunakan untuk memproduksi listrik maupun membangun pembangkit listrik.
Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) adalah ruas jalan tol pertama yang dikelola oleh Jasa Marga sejak 1978. Ruas jalan tol Jagorawi memiliki sistem integrasi dengan jalan tol lainnya antara lain Jalan Tol Dalam Kota (Jakarta Inner Ring Road), Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road), dan Bogor Ring Road. (Baca juga : Setelah JSMR, PLN Segera Rilis KIK-EBA Rp 10 Triliun pada September)
Ruas Tol Jagorawi memiliki panjang jalan 59 kilometer dengan periode konsesi Tahun 2005 hingga 2044. Sistem transaksi yakni terbuka dan tertutup yang dioperasikan oleh Jasa Marga. Adapun periode penyesuaian tarif yaitu setiap tahun ganjil.
Sumber : Data Perusahaan
Pendapatan tol Jagorawi tumbuh 12,4 persen disebabkan oleh pertumbuhan volume transaksi sebesar 1,7 persen dan penyesuaian tarif tol pada November 2015. Peningkatan volume transaksi disebabkan oleh perkembangan daerah pemukiman di sekitar Cibubur, Sentul dan Bogor yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi pada Kota Bogor. Selain itu, peningkatan volume transaksi juga dipengaruhi oleh beroperasinya jalan tol Bogor Outer Ring Road sejak 2009 dan jalan tol Cinere-Jagorawi sejak 2012 .
Sumber : Data Perusahaan
Pada 2016, volume traffic tol Jagorawi tercatat sebanyak 207,7 juta kendaraan, naik sebesar 1,7 persen dibandingkan 2015 sebanyak 204,2 juta kendaraan. Tahun 2016, kontribusi Jagorawi terhadap total volume transaksi mencapai 15,3 persen. Sementara itu, [endapatan tol mencapai Rp 697 miliar, naik sebesar 12,4 persen dibandingkan Tahun 2015 sebesar Rp 620,2 miliar. Kontribusi pendapatan tol mencapai 8,8 persen terhadap total pendapatan tol.
Pada 2016, lalu lintas tol Jagorawi tumbuh 1,7 persen. Pertumbuhan tersebut antara lain disebabkan oleh pengoperasian Jalan Tol JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami) pada Juli 2014. Ke depan, pertumbuhan volume transaksi di tol Jagorawi akan ditopang oleh adanya pengembangan wilayah di sekitar jalan tol Jagorawi khususnya di daerah Cibubur, Ciawi dan Bogor, serta pengoperasian jalan tol JORR 2.
Sumber : Data Perusahaan
Pertumbuhan pendapatan tol Jagorawi yang cenderung stagnan, seiring posisinya sebagai jalan tol yang sudah mature (lama beroperasi). Margin keuntungan pun mengalami kenaikan dan berada diatas margin keuntungan operator jalan tol regional yang lainnya. Hal ini terjadi seiring dengan kemampuan perusahaan untuk menjaga pertumbuhan beban operasi (Opex) untuk terus berada dibawah rata-rata operator jalan tol lainnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.