Rugi Rp 204 Miliar di Semester I 2017, Saham GJTL Ambrol 15,2 Persen
Kerugian disebabkan oleh kenaikan biaya produksi serta penurunan keuntungan selisih kurs
Kerugian disebabkan oleh kenaikan biaya produksi serta penurunan keuntungan selisih kurs
Bareksa.com - Emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) per Juni 2017 membukukan kerugian menjadi Rp 204,3 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu maupun di kuartal sebelumnya yang mencatatkan keuntungan akibat kenaikan biaya produksi dan kerugian kurs.
Meski penjualan meningkat 4,3 persen menjadi Rp 7,24 triliun, namun beban produksi melonjak 14 persen atau lebih tinggi dibanding dengan kenaikan penjualan. Akibatnya laba kotor anjlok 25,8 persen dari Rp 1,7 triliun pada semester I 2016 menjadi Rp 1,26 triliun di semester I 2017.
Menariknya, pergerakan kurs sangat mempengaruhi laporan keuangan emiten produsen ban GT Radial ini mengingat akun-akun neraca seperti aset dan liabilitas mayoritas berbentuk mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat maupun euro.
Grafik : Perbandingan Penjualan, Kurs, dan Laba/Rugi Bersih GJTL
Sumber : Laporan keuangan, diolah Bareksa
Dalam 4 tahun terakhir, fluktuasi pergerakan mata uang asing sangat mempengaruhi performa fundamental GJTL, meskipun penjualan cenderung naik secara rata-rata dari tahun ke tahun. Hal tersebut berdampak pada bottom line perusahaan yang merugi. Selain itu laba kotor yang menurun 25,8 persen juga akibat naiknya biaya produksi perusahaan.
Grafik : Performa Saham GJTL year to date
Sumber : Bareksa.com
Sejak awal tahun, performa pergerakan saham perusahaan Gajah Tunggal melemah hingga 10,75 persen. Hal ini sekaligus mengkonfirmasi adanya tekanan jual yang terjadi pada saham ini seiring ekspektasi investor yang mulai berkurang kepercayaannya pasca perusahaan yang kembali mencatatkan kerugian di kuartal II 2017.
Grafik : Pergerakan Intraday GJTL
Sumber : Bareksa.com
Hingga hari ini, Kamis, 31 Agustus 2017 pukul 14.43 wib, saham GJTL diperdagangkan melemah 15,2 persen di level Rp 810 per saham dari sebelumnya ditutup di level Rp 955 per saham. Saham GJTL terkoreksi sangat dalam seiring laporan keuangan perusahaan yang baru dirilis pada hari ini.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.