Rugi Garuda Membengkak, Pemegang Sukuk Global GIAA Sepakat Ubah Syarat
Langkah itu untuk menghindarkan Garuda dari potensi wanprestasi
Langkah itu untuk menghindarkan Garuda dari potensi wanprestasi
Bareksa.com – Pemegang sukuk global PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) senilai US$ 500 juta atau setara Rp 6,5 triliun dengan kurs saat ini, menyetujui amandemen sejumlah syarat dalam sukuk. Tercapainya kesepakatan tersebut menghindarkan Garuda dari potensi wanprestasi.
Direktur Kuangan Garuda Indonesia, Helmi Imam Satriyono, mengatakan pemegang sukuk (trust certificates) menyepakati perubahan syarat sukuk pada 18 Agustus 2017 di Hong Kong. “Pemegang sukuk menyetujui seluruh usulan Garuda,” jelasnya kepada Bareksa, Senin, 21 Agustus 2017.
Garuda mengajukan dua permohonan persetujuan kepada trust certificates. Pertama, adalah mengubah syarat-syarat dan ketentuan dalam sukuk, kedua, memberikan insentif kepada pemegang sukuk yang menyetujui perubahan terhadap ketentuan tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Akibat kerugian yang diderita perseroan tahun ini, Garuda tidak berhasil memenuhi syarat sukuk globalnya. Dalam persyaratan sukuk tertera bahwa ekuitas perseroan tidak boleh kurang dari US$ 800 juta.
Karena merugi, ekuitas Garuda Indonesia semester I 2017 tercatat sebesar US$ 717,6 juta. Hal itu memaksa perseroan mengajukan perubahan persyaratan kepada pemegang sukuk agar tidak terjadi cidera janji.
Neraca Keuangan Garuda Indonesia
Sumber : Garuda Indonesia
Kinerja Semester II akan Positif
Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury, sebelumnya mengungkapkan pihaknya ingin meyakinkan pemegang sukuk bahwa penurunan tingkat ekuitas perseroan akan terjadi sementara waktu.
Tingkat ekuitas Garuda Indonesia akan terdongkrak kembali usai pelaksanaan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham anak usahanya, PT Garuda Maintenance FacilityAero Asia (GMF AeroAsia) tahun ini. “Kita yakin perolehan dana hasil pelaksanaan IPO saham GMF akan lebih dari US$ 150 juta,” katanya.
Selanjutnya, perseroan akan bisa mendongkrak tingkat ekuitasnya karena proyeksi kinerja keuangan perseroan pada kuartal III dan IV akan positif. Dia memperkirakan sepanjang semester II 2017, setiap bulannya Garuda Indonesia dapat membukukan keuntungan sebesar US$ 12 juta.
Kinerja Keuangan Garuda Indonesia
Sumber : Garuda Indonesia
Sepanjang semester I 2017, Garuda Indonesia membukukan pendapatan sebesar US$ 1,9 miliar, meningkat sebesar 7 persen dibandingkan realisasi tahun lalu. Namun, perseroan mencatatkan kerugian hingga sebesar US$ 283,8 juta. Kerugian itu membengkak jika dibanding periode yang sama tahun lalu yang rugi US$ 63,2 juta.
Menurut Pahala, kinerja keuangan perseroan terbebani oleh harga bahan bakar yang melonjak 36,5 persen sehingga net loss perseroan semester I mencapai US$ 138 juta. Selanjutnya, perseroan juga memperoleh kerugian di luar non-recurring expense sebesar US$ 145 juta.
Kerugian di luar non-recurring expense berasal dari efek mengikutinya program pengampunan pajak dan pencadangan untuk kasus hukum perseroan di Australia.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.