Menguat 8-11 Persen Sebulan Terakhir, Saham SMGR dan INTP Cenderung Spekulatif
Volume penjualan diperkirakan meningkat tahun ini, tetapi harga jual semen cenderung turun karena persaingan
Volume penjualan diperkirakan meningkat tahun ini, tetapi harga jual semen cenderung turun karena persaingan
Bareksa.com - Membaiknya penjualan semen domestik sepanjang Januari – Juli 2017 menjadi angin segar bagi dua emiten semen, yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Meski begitu, kenaikan harga saham dua emiten tersebut dalam beberapa waktu terakhir dinilai tergolong spekulatif. Tercatat dalam sebulan terakhir saham SMGR dan INTP menguat cukup tajam.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia, Robertus Yanuar Hardy, menjelaskan, meskipun penjualan semen domestik diperkirkan dapat meningkat tahun ini, tetapi harga jual semen cenderung turun akibat kerasnya persaingan di industri semen.
Penjualan semen domestik pada periode Januari-Juli tahun ini naik sebesar 5 persen menjadi 34,6 juta ton, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 32,9 juta ton. Saat ini Semen Indonesia dan Indocement memegang hampir 70 persen dari pangsa pasar, sedikit berkurang dari kisaran 75 persen pada 3-4 tahun terakhir.
Promo Terbaru di Bareksa
“Pangsa pasar berkurang setelah berhadapan ketatnya persaingan dari Semen Jawa (Siam Cement Group) dan Conch Cement Indonesia yang cukup agresif dalam meningkatkan pangsa pasarnya masing-masing,” ungkap dia dalam riset, Senin, 21 Agustus 2017.
Robertus menuturkan, kinerja harga saham dua emiten semen telah meningkat di atas indeks harga saham gabungan (IHSG). Namun kedua emiten masih berpotensi mengalami penurunan laba bersih tahun ini. “Kami melihat apresiasi harga saham SMGR dan INTP belakangan ini masih tergolong spekulatif,” katanya.
Meskipun volume penjualan diperkirakan bisa meningkat tahun ini, tetapi harga jual semen cenderung turun karena persaingan.
Tertekan Kenaikan Biaya
Perusahaan semen masih akan tertekan karena biaya yang masih akan meningkat, terutama dari penggunaan batu bara sebagai bahan pembakar clinker dapat menekan margin laba yang akhirnya dapat berdampak pada penurunan laba masing-masing perseroan.
Robertus merekomendasikan hold untuk saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing sebesar Rp 11.400 dan Rp 20.800. Harga tersebut mengimplikasikan rasio harga saham dibandingkan laba per saham (price to earning ratio/ PER) 2018E sebesar 18x dan 20x.
Dia menilai harga tersebut sudah cukup wajar untuk kedua perseroan mengingat rasio tersebut pernah dicapai sebelumnya pada 2013 di mana industri semen juga sedang bertumbuh.
Sementara itu, ada dua faktor yang dapat mengubah rekomendasi saham SMGR dan INTP menjadi lebih positif. Pertama adalah adanya campur tangan pemerintah yang lebih nyata dalam mengontrol peningkatan kapasitas produksi dari para pelaku industri semen, mengingat sekarang ini jumlah kapasitas telah melampaui kemampuan pasar untuk menyerapnya.
“Kedua pemulihan permintaan dan pembangunan properti residensial,” tutupnya.
Hari ini harga saham SMGR dan INTP diperdagangkan melemah masing-masing 75 poin atau 0,6 persen dan 1,77 persen atau 350 poin pada Senin Siang, 21 Agustus 2017 pukul 14.30 WIB, masing-masing di level Rp 10.825 per saham dan Rp 19.475 per saham.
Sebulan terakhir harga saham SMGR menguat 8,25 persen dari Rp 10 ribu per saham pada 21 Juli 2017. Adapun saham INTP dalam sebulan terakhir menguat 11,2 persen dari Rp 17.500 pada 21 Juli 2017.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.