GMF AeroAsia Daftar IPO Saham ke OJK Besok, Ini Rincian Kinerja Keuangannya
Lima perusahaan asing dikabarkan berminat menjadi investor strategis GMF
Lima perusahaan asing dikabarkan berminat menjadi investor strategis GMF
Bareksa.com – PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia), unit usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), bakal mendaftarkan rencana penawaran umum perdana (initial public offfering/ IPO) sahamnya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), besok, atau Selasa 22 Agustus 2017. GMF Aeroasia berencana menggalang dana hingga sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun melalui proses go public.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Helmi Imam Satriyono, mengungkapkan, apabila lancar maka proses penawaran saham GMF AeroAsia akan mulai berlangsung awal bulan depan. Rencananya, GMF bakal melepas maksimal sebanyak 30 persen saham dari modal disetor ke publik. Emisi saham baru tersebut akan disebar kepada investor umum maupun investor strategis.
Helmi menjelaskan, perseroan saat ini masih melakukan negosiasi dengan sejumlah perusahaan asing yang berminat menjadi investor strategis GMF AeroAsia.
Promo Terbaru di Bareksa
“Prosesnya masih berlangsung,” ujarnya kepada Bareksa.com, Senin, 21 Agustus 2017.
Sebanyak lima perusahaan asing dikabarkan berminat menjadi investor strategis GMF. Kelima perusahaan tersebut berasal dari industri penerbangan. Calon investor strategis GMF berasal dari Asia dan Eropa.
Kinerja Keuangan GMF AeroAsia
Berdasarkan analisis Bareksa, sejak 2010 kinerja keuangan GMF AeroAsia terbilang memuaskan. GMF mampu mencatat laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) hingga 10,5 persen dalam 6 tahun terakhir. Seperti terlihat dalam gambar, pendapatan GMF mencapai US$ 306 juta pada tahun 2015.
Grafik : Pertumbuhan Pendapatan GMF 2010 – 2015
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan GMF
Peningkatan pendapatan itu juga mendorong keuntungan bagi pemegang saham, dalam hal ini tentunya adalah Garuda Indonesia sendiri. Nilai laba per saham (earning per share/EPS) tercatat meningkat dalam lima tahun terakhir. Bahkan, terlihat ada peningkatan signifikan hingga 99 persen menjadi US$54,36 di akhir tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya US$27,28.
Dari sisi pendapatan, GMF bergantung pada tiga bisnis utama (main business) yakni Line Maintenance, Base Maintenance, dan Component Services. Pada 2015, Line Maintenance memberikan 30 persen pendapatan sementara Base Maintenance berkontribusi 25 persen dan Component Service memberikan 28 persen dari total pendapatan GMF.
Chart : Revenue Breakdown GMF 2015 (%)
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan GMF
Perusahaan penyedia perawatan pesawat ini telah hadir di 60 negara di 6 benua. GMF menyediakan jasa perawatan pesawat tidak hanya untuk Garuda Indonesia sebagai induk usahanya saja, tetapi juga untuk maskapai lain yang pada tahun 2015 mencapai 23 perusahaan.
Dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk melakukan pengembangan non organik GMF. Anak usaha itu ditargetkan bisa mengakuisisi repair station di bandar udara lainnya. Hingga saat ini, Garuda Indonesia memiliki saham GMF sebanyak 99,99 persen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.