BI Gandeng 7 Bank Implementasikan Elekronifikasi Pembayaran Jalan Tol 100 Persen
BI ingin mengoptimalkan penggunaan kartu e-money yang saat ini beredar
BI ingin mengoptimalkan penggunaan kartu e-money yang saat ini beredar
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) optimistis bisa menerapkan 100 persen elektronifikasi pembayaran di jalan tol pada Oktober 2017 mendatang. Untuk mewujudkan hal tersebut, BI bersama regulator di jalan tol akan menggandeng 4 bank pada tahap awal dan 7 bank secara keseluruhan hingga Desember 2017.
Direktur Eksekutif Pusat Program Transformasi BI, Aribowo, mengungkapkan pada penerapan awal elektronifikasi, BI akan memprioritaskan empat bank besar terlebih dahulu, yaitu PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT (BMRI). Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
"Sementara untuk tiga bank lainnya, yaitu PT. Bank National Nobu Tbk, PT. Bank DKI dan PT. Bank Mega Tbk akan menyusul hingga Desember 2017," kata dia di Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Sedangkan untuk bank-bank lain yang tidak masuk dalam daftar bank penerbit uang elektronik (e-money), BI menawarkan skema co-branding. Hal ini sudah dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melalui co-branding dengan Bank Mandiri.
Menurut Aribowo, pada prinsipnya, BI ingin mengoptimalkan penggunaan kartu e-money yang saat ini beredar. Nantinya, BI, regulator dan bank yang terlibat akan menyediakan reader yang bisa membaca kartu dari bank-bank penerbit.
"Kami ingin tercipta adanya interkoneksi dan interopabilitas di dalam elektronifikasi jalan tol," papar dia.
Skema Biaya Infrastruktur
Lebih lanjut, untuk skema bisnis dalam rangka biaya pembangunan infrastruktur, BI menawarkan beberapa skema. Skema pertama adalah sharing infrastruktur atau pembagian biaya infrastruktur di antara bank. Selanjutnya adalah terminal usage fee atau pembayaran berdasarkan jumlah transaksi kartu.
"Skema lainnya adalah melalui merchant discounted rate (MDR) yang akan dikenalkan setelah konsorsium electronic toll collection (ETC) terbentuk," kata dia.
Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sekaligus Direktur Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo, mengungkapkan mengenai skema bisnis di antara bank penerbit, pihaknya sedang mengkaji mengenai besaran sharing fee. "Sebelum Oktober baru ada angka mengenai besaran sharing fee," kata dia.
Sementara mengenai skema dengan terminal usage fee, menurut Anggoro, bank atau pihak yang melakukan investasi pada terminal akan mendapatkan manfaat. Sementara pihak lain yang tidak melakukan investasi akan membayar biaya sewa.
Direktur Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans, mengungkapkan pihaknya sudah mengeluarkan investasi untuk termimal e-toll sejak 2009. Dari investasi yang dikeluarkan, pihaknya akan membagi rata dengan tiga bank lainnya. "Sementara untuk bank-bank kecil lainnya yang ikut terlibat akan membayar fee juga kepada kami," ucap dia.
Direktur BCA, Suwignyo Budiman, menjelaskan sebelumnya uang elektronik BCA atau Flazz BCA belum tergabung sebagai alat transaksi pembayaran di beberapa ruas jalan tol. Melalui kerjasama dengan Badan Urusan Jalan Tol (BUJT) dan provider jalan tol lain, pihaknya akan masuk dalam elektronifikasi jalan tol.
"Kami sedang bernegosiasi dengan provider di jalan tol, entah itu BUJT atau Bank Mandiri, bagaimana kami bisa masuk. Skemanya bisa dengan sharing biaya infrastruktur atau kami bayar biaya sewa, tergantung kesepakatan," ungkap dia.
Untuk mempersiapkan diri agar bisa menjadi penyedia sistem pembayaran jalan tol, BCA tidak akan mengeluarkan biaya untuk mesin reader ataupun terminal. Pihaknya hanya akan mengeluarkan biaya investasi untuk pembelian kartu baru sebanyak 1 juta kartu pada September mendatang. Sedangkan saat ini, jumlah Flazz BCA yang beredar mencapai 12 juta kartu.(K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.