Sejak Awal Tahun Memerah Namun Hari Ini Sektor Properti Menghijau, Apa Sebabnya?
SMRA dan CTRA merupakan dua saham yang underperform paling dalam secara year to date
SMRA dan CTRA merupakan dua saham yang underperform paling dalam secara year to date
Bareksa.com – Indeks sektor Properti menghijau lebih dari 1 persen pada perdagangan hari ini, Rabu, 9 Agustus 2017, di tengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru tertekan aksi jual sehingga berada di zona merah. Pada pukul 14.40 WIB, IHSG melemah 0,17 persen di level 5.800.
Untuk diketahui, saham-saham sektor properti sepanjang tahun ini cenderung bergerak melemah. Hingga 8 Agustus 2017, indeks properti masih tertekan di mana pertumbuhannya justru menurun 3,35 persen jauh di bawah performa IHSG yang telah bertumbuh hingga 9,7 persen.
Menurut analisis Bareksa, salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan sektor properti ialah suku bunga Bank Indonesia yang masih bertahan di level 4,75 persen sepanjang tahun. Sehingga meski kinerja pra marketing sales cenderung membaik di beberapa emiten, hal tersebut tidak menjadi katalis positif bagi para pelaku pasar untuk melakukan aksi belinya. Kondisi itu tergambarkan dalam pergerakan sahamnya yang cenderung underperform.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik : Analisa Perbandingan Pergerakan IHSG & Sektor Properti
Sumber : Bareksa.com
Di antara banyaknya emiten yang bergerak di sektor properti, Bareksa mengambil sampel lima perusahaan yang erat kaitannya dengan perubahan tingkat suku bunga. Ke-5 emiten tersebut adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Lppo Karawaci Tbk (LPKR), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Grafik : Pergerakan 5 Saham Properti Year to Date
Sumber : Bareksa.com
Mengacu pada grafik tersebut, hanya CTRA dan SMRA yang masih mengalami pelemahan masing-masing 17,6 persen dan 22,6 persen sepanjang tahun ini dibanding 3 lainnya yang telah bertumbuh positif. Meski begitu keadaan inflasi inti yang secara bulanan tumbuh di level terendah pada Juli membuat Bank Indonesia dinilai mempunyai ruang untuk kembali melonggarkan kebijakan moneternya. Salah satu caranya ialah menurunkan tingkat suku bunga (BI Rate).
Grafik : Pergerakan Inflasi dan Suku Bunga
Sumber : Bank Indonesia, Deutsche Bank
Dengan analisa tersebut, apabila BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pertengahan bulan mendatang memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunganya, maka saham sektor properti masih menjadi pilihan pelaku pasar sebagai sektor yang paling terkena dampak dari adanya kebijakan moneter tersebut.
Grafik : Analisa Korelasi Pergerakan Saham Terhadap Pergerakan Suku Bunga Indonesia
Sumber : Deutsche Bank
Dari empat grafik tersebut, korelasi antara harga saham terhadap pergerakan yield cenderung berbanding terbalik, dengan kata lain semakin rendah pergerakan yield menggambarkan semakin tinggi pergerakan harga saham properti.
Pada hari ini hingga pukul 15.10 WIB, saham BSDE (+0,83%), CTRA (+9,1%), LPKR (+2,66%), SMRA (+8,3%), dan PWON (-1,44%).
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.