Daftar 5 Emiten dengan Laba Terbesar dan Rugi Terbanyak di Semester I 2017
BBRI berhasil memperoleh laba hingga Rp 13,4 triliun, tapi GIAA merugi hingga Rp 3,7 triliun
BBRI berhasil memperoleh laba hingga Rp 13,4 triliun, tapi GIAA merugi hingga Rp 3,7 triliun
Bareksa.com - Sejumlah laporan keuangan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah diumumkan. Di antaranya ada beberapa emiten yang membukukan kinerja sangat cemerlang, tapi ada juga yang merugi sangat dalam
Berikut daftar masing-masing lima emiten yang meraup keuntungan dan kerugian paling besar di semester I 2017, untuk laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia hingga 3 Agustus 2017.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil menjadi jawara atau berada urutan pertama dengan laba terbesar hingga Rp 13,4 triliun sepanjang semester I 2017 ini.
Promo Terbaru di Bareksa
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berada di urutan kedua dengan mengantongi laba Rp 12,1 triliun, atau naik 23 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp 9,8 triliun terdorong melonjaknya pendapatan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Kamis, 27 Juli 2017, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 64 triliun di semester I 2017 atau naik 14,2 persen dari sebelumnya sebesar Rp 56 triliun di semester I 2016.
Lalu disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengantongi laba Rp 10,5 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengantongi Rp 9,46 tiliun,
PT Astra Internasional Tbk (ASII) menghasilkan laba Rp 9,3 triliun atau 31 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di 2016. Kenaikan tersebut ditopang naiknya pendapatan perusahaan terutama dari segmen alat berat dan pertambangan yang naik hingga 30,4 persen.
Berdasarkan segmen bisnis, pendapatan Astra dari alat berat dan pertambangan membukukan kenaikan cukup tinggi menjadi Rp 29,4 triliun pada semester I 2017, dibandingkan Rp 22,56 triliun di semester I 2016. Kemudian pendapatan properti juga melonjak 46,7 persen menjadi Rp 22 miliar dari sebelumnya hanya Rp 15 miliar. agribisnis juga melonjak 34,7 persen menjadi Rp 8,5 triliun, jasa keuangan naik 7,4 persen menjadi Rp 9,2 triliun.
Lima emiten yang berhasil memperoleh laba terbesar merupakan perusahaan yang memiliki kapitalisasi yang cukup jumbo dan kelimanya merupakan saham yang masuk ke dalam daftar saham dengan likuiditas yang baik atau yang lebih dikenal dengan nama LQ45.
Tabel : Kinerja Laba per Sektor Emiten Yang Telah Melaporkan Laporan Keuangan Semester I 2017
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Sementara lima emiten berikutnya merupakan perusahaan yang mengantongi rugi terbesar sepanjang enam bulan pertama di 2017 ini.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang merugi hingga Rp 3,7 triliun akibat adanya rugi selisih kurs hingga Rp 118 miliar dari sebelumnya untung Rp 198 miliar. Selain itu, GIAA juga dibebani beban operasional penerbangan yang melonjak 20 persen menjadi Rp 16 triliun dari sebelumnya Rp 13,7 triliun. Bahan bakar menjadi pendorong utama naiknya beban operasional ini hingga 36,7 persen menjadi Rp 7,5 triliun dari sebelumnya Rp 5,5 triliun.
Adapun saham berikutnya adalah PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) selama enam bulan terakhir memiliki rugi Rp 436 miliar. kerugian tersebut melonjak hingga 8 kali lipat utamanya akibat anjloknya pendapatan perusahaan sebesar 10 persen menjadi Rp 4,28 triliun di semester I 2017.
Pada periode yang sama di 2016, Holcim berhasil membukukan pendapatan Rp 4,77 triliun. Turunnya pendapatan akibat anjloknya penjualan semen sebesar 12,5 persen dari sebelumnya Rp 4 triliun di semester I 2016 menjadi Rp 3,5 triliun di semester I 2017. Padahal kontribusi penjualan semen terhadap total pendapatan perusahaan mencapai 81,7 persen pada semester I 2017.
Lalu PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) yang membukukan rugi Rp 340 miliar dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) merugi hingga Rp 169 miliar.
Sementara urutan nomor lima, PT Eagle High Plantaions Tbk (BWPT) membukukan rugi sebesar Rp124 miliar.
--
Catatan : dalam tulisan ini sebelumnya mencantumkan NIKL dalam daftar emiten rugi terbanyak, namun setelah ditelaah kembali ternyata BWPT yang masuk daftar emiten rugi terbanyak.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.