Daya Beli Melemah Sebabkan Harga Saham LPPF Turun di Level Terendah Sejak 2013?
Padahal penjualan LPPF sepanjang kuartal kedua tahun ini naik 17,8 persen
Padahal penjualan LPPF sepanjang kuartal kedua tahun ini naik 17,8 persen
Bareksa.com – Pemerintah beberapa kali merilis data ekonomi secara makro masih bisa tumbuh positif. Namun demikian, jika melihat secara riil, banyak pengusaha mengeluhkan penurunan omzet penjualan. Salah satunya dari pelaku usaha ritel.
Mengutip DetikFinance, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, mengatakan penurunan omzet pengusaha ritel lantaran daya beli masyarakat yang semakin menurun. Tren masyarakat saat ini memilih mengerem pembelian di luar bahan pokok.
Menurut dia, turunnya daya beli masyarakat tersebut salah satunya disebabkan karena belum maksimalnya serapan tenaga kerja, serta dampak infrastruktur yang baru terasa dalam beberapa tahun lagi. Dia mencontohkan, salah satu penjualan pengusaha ritel yang tengah terpuruk yakni fashion. Sebab saat ini, kecenderungan masyarakat menahan berbelanja.
Promo Terbaru di Bareksa
Senada dengan Aprindo, Menurut Direktur Pemasaran PT Indomarco Pristama (Indomaret), Wiwiek Yusuf, dari data yang ada memang kondisi daya beli nasional sedang lesu. Daya beli masyarakat sepertinya masih belum membaik. Setidaknya hal itu dirasakan oleh para pemain ritel tanah air.
Grafik : Pergerakan 4 Saham Retail year to date
Sumber : Bareksa.com
Dari sisi pasar modal, hal ini juga berdampak terhadap turunnya harga beberapa saham yang bergerak di sektor ritel. Menurut pantauan Bareksa, dari 4 saham perusahaan retail yang banyak ditransaksikan di sektornya, hanya satu perusahaan yang mampu bergerak positif tahun ini. Keempat perusahaan tersebut antara lain, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).
Hingga tulisan ini dimuat, memasuki bulan Agustus saham-saham tersebut masih bergerak tertekan oleh masifnya aksi jual yang dilakukan oleh para investor. Bahkan LPPF sempat diperdagangkan melemah 9,4 persen di level Rp 10.375 per saham dan bergerak mendekati posisi terendahnya dalam 4 tahun terakhir. Sebelumnya, LPPF diperdagangkan di posisi terendahnya Rp 10.300 per saham pada September 2013.
Grafik : Pergerakan Historikal Saham LPPF
Sumber : Bareksa.com
Selain disebabkan oleh adanya sentimen penurunan daya beli, berdasarkan laporan yang dirilis oleh Matahari, penjualan sepanjang kuartal kedua tahun ini naik 17,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 6,8 triliun. Pada periode yang sama, pertumbuhan penjualan di toko yang sudah ada -- atau biasa disebut Same Store Sales Growth (SSSG) -- menunjukkan pertumbuhan negatif hingga 25,4 persen.? Selain itu dari sisi gross margin mengalami penurunan 40 basis poin menjadi 36 persen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.