Laba Melonjak 24,6 Persen, Saham Intiland Menghijau
Manajemen perseroan berharap kondisi pasar properti akan segera membaik di semester II 2017
Manajemen perseroan berharap kondisi pasar properti akan segera membaik di semester II 2017
Bareksa.com – Catatan laba bersih PT Intiland Development Tbk (DILD) yang naik 24,6 persen dari Rp 150,6 miliar menjadi Rp 187,6 miliar hingga Juni tahun ini, mendapat respons positif dari para investor.
Hingga penutupan perdagangan sesi I Kamis, 27 Juli 2017, saham DILD menguat 3,02 persen dari Rp 398 pada 26 Juli 2017 menjadi Rp 410. Dalam setengah hari ini, saham DILD ditransaksikan sebanyak 21.741 lot dengan frekuensi 254 kali bernilai Rp 885,32 juta.
Dari catatan transaksi itu, saham DILD banyak dibeli melalui broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Broker dengan kode YP ini mencatat volume 5.877 saham dengan frekuensi sebanyak 94 kali pada harga rata-rata Rp 406 per saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara aksi jual banyak dilakukan melalui broker Reliance Sekuritas Indonesia dengan volume 7.576 saham sebanyak 51 kali pada harga rata-rata Rp 406 per saham.
Grafik: Intraday Saham DILD Sesi I Perdagangan 27 Juli 2017
Sumber: Bareksa.com
Meski tercatat menguat hari ini, namun secara tahunan saham DILD masih memberikan return negatif. Pada akhir 2016, saham DILD berada pada level Rp 500. Artinya, sampai saat ini harga saham DILD sudah turun 18 persen.
Penguatan saham DILD juga seiring dengan menghijaunya indeks harga saham gabungan yang hingga pukul 13.25 WIB menguat 0,3 persen menjadi 5.819.
Untuk diketahui, meningkatnya perolehan laba bersih Intiland di semester I 2017 didorong oleh peningkatan pendapatan usaha. Perseroan tercatat berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,3 triliun, atau naik 18,5 persen dari perolehan pada periode sama di 2016 yang sebesar Rp 1,1 triliun.
“Meningkatnya pendapatan usaha terutama karena adanya pengakuan penjualan lahan industri di Ngoro Industrial Park di Mojokerto dan peningkatan dari recurring income,” ungkap Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono dalam keterangannya, Rabu, 26 Juli 2017.
Meski kinerja keuangan sampai Juni terbilang baik, Archied menilai kondisi pasar properti secara umum masih cukup berat pada periode enam bulan pertama tahun ini. Manajemen perseroan berharap kondisi pasar properti akan segera membaik di semester II 2017.
“Saat ini pasar membutuhkan pulihnya daya beli serta minat dan keyakinan masyarakat untuk kembali berinvestasi di sektor properti. Selama ini konsumen, terutama di segmen pasar menengah ke atas cenderung bersikap menunggu (wait & see),” imbuh dia.
Sampai dengan akhir Juni 2017, perseroan berhasil meraih pendapatan penjualan atau marketing sales Rp 1,1 triliun atau 48 persen dari target 2017. Perolehan tersebut dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mengalami sebesar 10 persen.
“Kami akan terus berupaya memperkuat kinerja penjualan dengan fokus memasarkan inventori maupun lewat pengembangan baru di proyek-proyek yang berjalan. Untuk peluncuran proyek baru, kami mencari momentum terbaik dan terus meninjau kondisi pasar,” jelas Archied.
Sesuai rencana bisnis perseroan, Intiland sedang menyiapkan beberapa proyek pengembangan baru skala besar. Proyek-proyek di segmen pengembangan mixed-use & high rise tersebut berlokasi di Jakarta dan Surabaya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.