Defisit Anggaran Bisa Melebar 2,92 Persen, Ini Analisis Lengkapnya
Penerimaan pajak hingga Juni 2017 baru 40 persen dari target
Penerimaan pajak hingga Juni 2017 baru 40 persen dari target
Bareksa.com – Dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah pada Kamis 6 Juli 2017 pekan lalu, pemerintah melebarkan defisit anggaran menjadi 2,92 persen dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2017. Defisit itu setara dengan Rp 397 triliun. Sebelumnya, pemerintah memasang target defisit sebesar 2,41 persen atau setara dengan Rp 330 triliun dalam APBN 2017.
Analis Bareksa melihat bahwa hal ini disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, target pendapatan negara turun Rp 36 triliun dari Rp 1.750 triliun menjadi Rp 1.714 triliun. Hal tersebut disebabkan oleh direvisinya target penerimaan pajak yang diestimasikan turun Rp 48 triliun menjadi Rp 1.451 triliun dari sebelumnya Rp 1.499 triliun.
Pie Chart : Komposisi Sumber Pendapatan RAPBN-P 2017
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Kementerian Keuangan, diolah Bareksa
Di sisi lain, pemerintah menaikkan target Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp10 triliun menjadi Rp260 triliun. Begitupun dengan Hibah yang juga dinaikkan estimasinya lebih dari 100 persen atau naik Rp1,7 triliun dari Rp1,4 triliun menjadi Rp3,1 triliun.
Kedua, pelebaran defisit juga disebabkan oleh naiknya pagu belanja negara sebanyak Rp 31 triliun menjadi Rp 2.111 triliun dari sebelumnya Rp 2.080 triliun. Belanja pemerintah pusat disinyalir menjadi dasar keputusan naiknya anggaran belanja negara mengingat belanja pemerintah pusat direvisi membengkak Rp 36 triliun menjadi Rp 1.352 triliun.
Grafik : Perbandingan Target dan Realisasi Pajak (Rp triliun)
*Hingga Juni 2017
Sumber : Bps, diolah Bareksa
Realisasi penerimaan pajak selama semester I tahun ini baru sekitar 40 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar Rp 1.307,7 triliun.
Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak, Ditjen Pajak, Yon Arsal mengatakan dari Januari hingga Juni 2017, penerimaan pajak telah melebihi angka Rp 500 triliun. Namun menurutnya angka tersebut masih bersifat sementara karena masih menghitung pajak pertambahan nilai (PPN) selama Ramadan dan Lebaran.
Menurut perhitungan Bareksa, dengan target pajak sebesar Rp 1.451 triliun dan dengan persentase sebanyak 40 persen, maka bisa diasumsikan bahwa hingga Juni 2017 telah berhasil direalisasikan pajak sebesar Rp 580 triliun.
Meski begitu jika Ditjen Pajak beserta Kementerian Keuangan tidak mampu mengejar sisa target pajak di semester II 2017, yang masih sekitar 60persen, maka Bareksa melihat potensi terjadinya defisit cukup lebar bahkan berpeluang melampaui angka 3 persen. Kondisi itu jika nantinya target pajak masih sulit tercapai, padahal sudah dipangkas dari target awal yang sebesar Rp 1.499 triliun.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.