Defisit APBN Melebar, Dana Asing Mulai Keluar dari Pasar Indonesia
Pada Jumat, 7 Juli 2017, nilai tukar rupiah menembus level Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada Jumat, 7 Juli 2017, nilai tukar rupiah menembus level Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS).
Bareksa.com - Rencana pemerintah untuk melebarkan defisit anggaran direspons negatif pelaku pasar yang tercermin dari pelemahan rupiah serta obligasi dalam beberapa hari terakhir.
Akhir pekan lalu, Jumat, 7 Juli 2017, nilai tukar rupiah menembus level Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS), level tertinggi sejak pekan awal Januari 2017. Padahal di awal Juni 2017, nilai tukar rupiah sempat menguat hingga di bawah level Rp 13.300 setelah lembaga rating internasional, S&P menaikkan rating utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade). (Baca juga: Indonesia Dapat Rating Upgrade S&P, Ini 4 Faktor Ekonomi Pendorongnya)
Grafik: Pergerakan Rupiah Terhadap Dolar Amerika
Sumber: Bareksa.com
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017, pemerintah berencana untuk meningkatkan defisit anggaran menjadi 2,67 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dari sebelumnya 2,41 persen dalam APBN 2017. Namun pada skenario terburuk, defisit berpotensi mencapai 2,92 persen. Angka ini tentu mendekati batas anggaran yang diatur dalam Undang-Undang (UU) nomor 17 tahun 2003 yaitu 3 persen dari PDB.
Kekhawatiran pun muncul dari pelaku pasar karena Indonesia belum pernah mengalami pembengkakan defisit sejak krisis dan periode pemulihannya yakni antara 1998-2001.
Grafik: Defisit APBN Terhadap PDB Indonesia Periode 1998 - 2016
Sumber: Kementerian Keuangan, diolah Bareksa.com
Melebarnya defisit anggaran juga dikhawatirkan akan membebani pembiayaan pemerintah yang berakibat pada pelemahan harga obligasi pemerintah. Hal ini tercermin dari pergerakan yield benchmark obligasi pemerintah 10 tahun. Yield obligasi kembali ke level 7 persen, padahal sebelumnya sempat membaik di bawah level 7 persen.
Grafik: Pergerakan Yield Obligasi Pemerintah 10 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Sayangnya penjualan obligasi ini juga memicu keluarnya dana investor asing dari Indonesia. Pada obligasi pemerintah, dana investor asing yang keluar berkisar Rp 8 triliun sementara di pasar saham sekitar Rp 2,3 triliun. Inilah yang menjadi salah satu pendorong melemahnya nilai tukar rupiah.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.391,95 | 0,57% | 4,07% | 0,29% | 7,94% | 19,81% | 37,46% |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.089,8 | 0,57% | 4,02% | 0,28% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.862,18 | 0,59% | 3,87% | 0,29% | 7,35% | 18,02% | 39,47% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.099,57 | 0,42% | 3,88% | 0,24% | 7,34% | 6,12% | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.297,67 | 0,63% | 4,08% | 0,27% | 7,46% | 19,64% | 35,63% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
ORI027
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
ST014
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Mengambang
SR022
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
SBR014
Saving Bond Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Mengambang
SR023
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
ORI028
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
ST015
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Mengambang