BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Menuju 6.000, Waktunya Reksa Dana Saham Ambil Untung

05 Juli 2017
Tags:
IHSG Menuju 6.000, Waktunya Reksa Dana Saham Ambil Untung
Seorang karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Tak banyak reksa dana saham yang mampu mengejar performa IHSG

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hampir menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level 6.000, tapi reksa dana saham bukan lagi menjadi pilihan utama. Sebab indeks saham yang mulai rawan terkoreksi memicu sebagian besar investor untuk mengalihkan dana ke reksa dana dengan tingkat risiko lebih rendah. Bagi nasabah yang sudah memiliki reksa dana saham, saat-saat inilah waktu yang tepat untuk ambil untung (profit taking).

Tak banyak reksa dana saham yang mampu mengejar performa IHSG. Berdasarkan data Bareksa, dari 253 reksa dana saham, hanya 40 reksa dana yang mampu mengalahkan indeks acuan. Kondisi ini akibat aksi pencairan (redemption) yang terjadi sejak Febuari - Mei 2017, terlihat dari menyusutnya unit penyertan reksa dana saham sebesar 5 persen year-to-date.

Pilihan investor kini jatuh kepada reksa dana pasar uang, dan reksa dana pendapatan tetap yang memiliki tingkat risiko lebih rendah dibanding reksa dana saham. Berdasarkan data Bareksa, unit penyertaan reksa dana pasar uang naik 26 persen, diiringi reksa dana pendapatan tetap yang naik 7 persen. (Baca Juga: Kinerja Industri Reksa Dana Semester I 2017, Ini Analisanya)

Promo Terbaru di Bareksa

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana berbasis obligasi kian populer sejak 2016. Saat itu pemerintah melalui OJK menerbitkan POJK No.1 Tahun 2016 yang mensyaratkan nilai minimum investasi perusahaan asuransi dan dana pensiun pada obligasi pemerintah.

Sementara tahun ini, pasar obligasi kembali diguyur sentimen positif dari penyematan status investment grade oleh lembaga pemeringkat S&P. Berkat kedua faktor tersebut, permintaan obligasi Indonesia kian meningkat. Terlihat dari yield benchmark obligasi Indonesia sudah berada di level 6,8 persen turun jauh dari awal 2016 yang masih berada di kisaran 9 persen.

Secara sederhana, yield bisa diartikan sebagai perbandingan antara imbal hasil (kupon/bunga obligasi) dengan harga pembelian. Turunnya yield memiliki dua kemungkinan yakni peningkatan harga, atau turunnya imbal hasil. Dalam investasi obligasi rata-rata imbal hasil bersifat tetap, maka turunnya yield berarti bahwa telah terjadi penguatan harga di pasar.

Grafik: Yield Benchmark Obligasi Indonesia

Illustration
sumber: Bareksa.com

Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana berbasis deposito ini sering dianggap sebagai safe haven oleh investor reksa dana. Hal ini disebabkan karena instrumen investasi utamanya yang minim risiko, yakni deposito. Reksa dana ini sangat cocok bagi kita yang berniat menyimpan dana cadangan atau sebagai tempat untuk menahan dana jika pasar saham berada di kondisi puncak.

Beberapa kelebihan reksa dana pasar uang dibandingkan deposito di antaranya:

a. Batas minimal nominal investasi yang lebih rendah

Deposito memberlakukan batas minimal penyimpanan dana. Tiap bank memiliki kebijakannya masing-masing, namun umumnya batas minimal ditetapkan sebesar Rp 5 juta. Sementara reksa dana pasar uang bisa dimulai dari Rp 100 ribu saja.

b. Penetapan batas waktu minimal investasi

Deposito akan mengunci dana kita dalam periode tertentu. Semakin pendek waktu yang kita pilih, maka semakin rendah tingkat imbal hasil yang didapatkan. Tidak demikian pada reksa dana pendapatan tetap di mana kita bisa masuk ataupun keluar kapanpun saat dibutuhkan.

c. Pajak

Pada bunga deposito, kita akan dikenakan pajak sebesar 20 persen, sementara apabila kita menyimpan uang pada reksa dana pasar uang. Hasil return yang kita peroleh sudah bersih (nett) tanpa dikurangi pajak ataupun biaya-biaya lainnya.

Berikut ini reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap yang tersedia di Bareksa dengan return tertinggi satu tahun terakhir:

Illustration

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua