BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

PGN Butuh Rp332,5 Triliun Bangun Infrastruktur Gas

12 April 2017
Tags:
PGN Butuh Rp332,5 Triliun Bangun Infrastruktur Gas
Pekerja melakukan pengecekan tekanan gas di instalasi gas dryer Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Perusahaan Gas Negara (PGN) Pondok Ungu, di Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Hal tersebut seiring dengan target penggunaan gas bumi sebesar 22 persen dari bauran energi pada 2025

Bareksa.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membutuhkan dana hingga US$25 miliar (Rp 332,5 triliun) untuk membangun infrastruktur gas Tanah Air selama delapan tahun ke depan. Hal tersebut seiring dengan target penggunaan gas bumi sebesar 22 persen dari bauran energi (energy mix) pada 2025.

"Dibutuhkan dua kali volume produksi gas yang dialokasikan ke dalam negeri, hampir 400 juta ton oil equivalent," jelas Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (11 April 2017).

Menurut Hendi, penyaluran gas nantinya tidak lagi mengandalkan pipa, yang dapat membuat penyaluran gas menjadi lebih murah. Untuk itu, diperlukan infrastruktur yang memadai.

Promo Terbaru di Bareksa

"Estimasinya sekitar US$25 miliar. Ini untuk 25.000 kilometer jaringan transmisi maupun distribusi baru yang berbentuk virtual pipeline, yaitu terminal untuk bisa menerima LNG," ujar Hendi.

Hendi melanjutkan, PGN akan membangun infrastruktur berupa jaringan pipa yang dikonsentrasikan di wilayah Indonesia Tengah dan Timur untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan gas. Pipa tersebut akan dibangun tiga kali lebih panjang daripada jaringa‎n yang ada sepanjang 9.000 Kilometer (Km).

Potensi Gas Bumi

PGN melihat potensi penggunaan gas untuk bahan bakar kendaraan dan untuk rumah tangga sangat besar. Selama ini, memang gas lebih banyak digunakan untuk pembangkit listrik dan industri.

Padahal, menurut Direktur Pemasaran PGN, Danny Praditya, Indonesia adalah 15 besar negara konsumen minyak, dan hampir 80 persen penggunaan BBM ini untuk transportasi.

"Dengan penggunaan gas untuk kendaraan, ini bisa berperan penting dalam bauran energi yang diinisiasi pemerintah, mencapai 23 persen pada 2025," kata Danny.

Menurutnya, perbandingan kebutuhan dan pasokan gas untuk transportasi dan rumah tangga yang masih rendah dibandingkan untuk pembangkit dan industri menjadi potensi pasar yang masih bisa dikembangkan dan dimaksimalkan. Oleh karenanya, tahun ini perseroan juga akan mengupayakan peningkatan potensi pasar tersebut.

Ia menargetkan, pertumbuhan volume penjualan gas perusahaan akan mengalami kenaikan sekitar 2 sampai 3 persen tahun ini.

"Kita melihat ada potensi pick up lagi karena harga minyak kan sudah merambat naik lagi, jadi kita melihat ada pertumbuhan. Hopefully 2 sampai 3 persen tumbuh tahun ini," kata Danny.

Saat ini PGN memiliki 10 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang beroperasi antara lain, SPBG Ancol (KSO JUP), Batam, Bogor, Klender, Lampung, Ngagel, Pondok Ungu, Purwakarta, Kantor Pusat PGN, dan SPBG Sukabumi. Selain itu, PGN juga memiliki lima mobile refueling unit (MRU) yang beroperasi, yaitu MRU Bandung, Gresik, Grogol, Monas dan MRU Pluit.

Penjualan BBG di 10 SPBG dan 5 MRU ini mencapai 7,5 juta liter setara premium (lsp) setiap tahun. Selain itu, PGN juga memasok BBG sebesar 3 juta lsp ke SPBG Pertamina. Jika dirata-rata, BBG dari PGN mampu mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 5 juta liter per bulan.

"Penjualan kita sekitar 7,5 juta lsp per tahun, ditambah kita suplai juga ke SPBG milik teman-teman kita Pertamina sekitar 3 juta lsp per bulan. Impor BBM berkurang kira-kira 4-5 juta liter per bulan," kata Danny.

Adapun PGN saat ini membangun dan mengoperasikan 80 persen infrastruktur gas bumi nasional. (K12)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua