The Fed Jawab Ketidakpastian Suku Bunga, IHSG Ditutup Naik ke 5.518
IHSG ditutup menguat 1,58%, seiring dengan kondisi pasar di Amerika Serikat, Asia dan Eropa
IHSG ditutup menguat 1,58%, seiring dengan kondisi pasar di Amerika Serikat, Asia dan Eropa
Bareksa.com – Bank sentral Amerika Serikat akhirnya memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga ke posisi 0,75 persen - 1 persen dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) kemarin waktu New York. Kondisi yang dianggap sebagai jawaban atas ketidakpastian sejak awal tahun ini pun disambut baik oleh mayoritas pasar saham dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini ditutup menguat 1,58 persen ke level 5.518. Tak hanya itu, investor asing pun mencatat beli bersih (net buy) Rp1,8 triliun pada perdagangan hari ini (16 Maret 2017). Kenaikan IHSG ini ditopang oleh tiga sektor yang telah lama tidur menunggu ketidakpastian kondisi luar (eksternal), yakni sektor aneka industri yang menguat 3,66 persen, diikuti sektor konsumer dan sektor infrastruktur yang masing-masing naik 1,83 persen.
Hal ini pun seiring dengan peningkatan Indeks Dow Jones di Bursa New York yang naik 0,54 persen ke level 20.950 pada penutupan 15 Maret 2017, sedangkan di Eropa, Indeks FTSE menguat 0,88 persen ke level 7.433. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Shanghai juga naik 2,08 persen di level 24.288 pada penutupan hari ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Intraday
Sumber: Bareksa.com
Banyak kalangan menilai, kenaikan Fed Fund Rate (FFR) ini dinilai tepat momentumnya mengingat data-data penting sudah berada di atas target, seperti Non Farm Payroll (NFP) yang ditargetkan mempunyai pertumbuhan berada di atas 100.000 dan inflasi yang ditargetkan berada di atas 2 persen. Bahkan, kabar terbaru mengatakan di bulan Februari 2017 Amerika Serikat merilis inflasi sebesar 2,7 persen, yang merupakan angka tertinggi dalam 5 tahun terakhir. (Baca Juga : 98% Konsensus Perkirakan Fed Rate Akan Naik Bulan Maret 2017)
Para pelaku pasar menilai agar kenaikan suku bunga AS ini jangan terlalu cepat mengingat The Fed sendiri mempunyai target untuk mempunyai suku bunga di area 3 persen pada tahun 2018 – 2019 mendatang. Maklum, terakhir The Fed menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps menjadi 0,75 persen pada Desember 2016 silam. Artinya hanya dalam waktu 3 bulan, suku bunga AS telah naik sebesar 50 bps dan banyak kalangan menilai bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah berada di atas angin.
The Fed sendiri mengakui akan menaikkan suku bunganya secara bertahap di tahun ini sebanyak tiga kali, yakni di kuartal I, III, dan IV apabila didukung oleh data-data perekonomian AS yang kuat. Dari kabar domestik, baik pihak Pemerintah, Bank Indonesia, maupun Bursa Efek Indonesia mengaku sudah siap dan mempunyai langkah masing-masing untuk mengantisipasi kenaikan FFR tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.