BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

NIKL Kembali Anjlok 10%, Harga Saham Kemahalan?

21 Februari 2017
Tags:
NIKL Kembali Anjlok 10%, Harga Saham Kemahalan?
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (1/4). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Jika dilihat sejak mencapai level tertingginya Rp4.200 pada 30 Januari 2017, saham ini telah jatuh 37,6%

Bareksa.com – Pada perdagangan hari ini, Senin 20 Februari 2017, harga saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) kembali anjlok. Turunnya harga saham NIKL seiring aksi jual saham yang dilakukan oleh sejumlah broker.

Saham produsen pelat timah milik negara ini tercatat turun 10,3 persen menjadi Rp2.620 dari sebelumnya Rp2.920. Bahkan jika dilihat sejak level tertingginya Rp4.200 pada 30 Januari 2017, saham produsen pelat timah ini telah jatuh 37,6 persen.

Mirae Asset Securities (YP) tercatat sebagai penjual terbesar saham NIKL. YP menjual 3.574 lot saham pada harga rata-rata Rp2.678,2 per saham senilai Rp955,1 juta. Nilai transaksi yang dilakukan oleh YP setara 5,4 persen, jika dibandingkan seluruh transaksi saham NIKL yang mencapai Rp17,5 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Penjual terbesar berikutnya adalah Indo Premier Securities (PD) yang melepas 3.037 lot saham NIKL pada harga rata-rata Rp2.682,3 per saham senilai Rp815,7 juta.

Grafik: Pergerakan Harga Saham NIKL Selama 1 Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Selain itu, harga timah di pasar global juga terpantau turun 2,42 persen ke level US$20.691 per metrik ton pada akhir Januari 2016.

Grafik: Harga Timah Selama 6 Bulan

Illustration

Sumber: Index mundi

Namun perlu dicatat, meskipun harga saham NIKL turun dalam jangka pendek, saham ini telah memberikan keuntungan besar pada tahun lalu. Harga saat ini sudah mencapai 51 kali lipat jika dibandingkan harga saham tahun lalu yang berada di level terendah Rp50.

Lantas apakah turunnya harga saham NIKL juga disebabkan telah mahalnya valuasi saham?

Untuk mengukur mahal atau murahnya harga saham, analis Bareksa mencoba menghitung menggunakan metode PER atau price to earning ratio. Metode ini adalah membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham yang mampu diraih perusahaan selama satu tahun. Semakin tinggi nilai PER maka semakin mahal harga saham, demikian sebaliknya. Lalu, PER masing-masing saham dibandingkan dengan PER rata-rata sektornya sehingga bisa diketahui apakah harga sahamnya wajar atau tidak.

Grafik: PER Saham-Saham di Sektor Industri Dasar

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Meskipun kini telah turun cukup dalam, PER saham NIKL masih berada 186 kali. Angka ini sangat premium jika dibandingkan PER rata-rata sektornya, yakni industri dasar. PER rata-rata sektor ini hanya 13,62 kali.

Sementara itu, saham lainnya dalam sektor ini seperti PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memiliki PER 26,55 kali, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) hanya memiliki PER 8,9 kali dan PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) memiliki PER hanya sebesar 7,47 kali. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua