Hati-Hati, Awal Tahun 2017 Banyak Saham Kecil Yang Naik Lebih Dari 50%
Kenaikan harga saham tidak didukung kinerja fundamental yang memadai
Kenaikan harga saham tidak didukung kinerja fundamental yang memadai
Bareksa.com- Tahun 2017 baru berjalan 33 hari, tetapi sejumlah saham berhasil memberikan keuntungan 50-124 persen. Angka ini jauh melebihi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan yang hanya naik 1 persen.
Lonjakan harga saham tertinggi terjadi pada saham PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI) yang mencapai 124 persen menjadi Rp112 per saham dari sebelumnya Rp50 per saham. Kenaikan tertinggi kedua diraih oleh PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) yang melesat 122 persen menjadi Rp149 per saham dari sebelumnya Rp 67 per saham.
Selanjutnya saham-saham yang naik tinggi dalam periode ini diantaranya yaitu saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), PT Benakat Integra Tbk (BIPI), PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Trada Maritime Tbk (TRAM).
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: List Saham-Saham Dengan Keuntungan Di Atas 50%, Periode 1 Januari - 2 Februari 2017
Sumber: Bareksa.com
Nama saham-saham ini tentu tidak asing di telinga investor. Misalnya saham berkode TMPI yang sebelumnya bernama PT Agis. Saham ini sempat menghebohkan pasar modal di tahun 2007. Saham itu dari periode Januari - Mei 2007 naik hingga 1.144 persen menjadi Rp2.800 per saham dari sebelumnya Rp225 per saham. Bahkan hingga 4 Juni 2007 mencapai angka tertinggi Rp3.925 per saham. Tetapi kenaikan harga saham ini tidak diiringi dengan kinerja fundamental, sehingga hari berikutnya harga saham TMPI terus terjerembab hingga kembali ke level terendah Rp370 per saham pada 22 Agustus 2007.
Kejadian ini menyebabkan sebuah sekuritas bangkrut. Bursa Efek Indonesia pun memeriksa 16 broker yang diduga 'nakal' terkait ambrolnya saham tersebut.
Kenaikan Saham Didorong Investor Lokal
Jika diperhatikan lebih dalam pada pergerakan saham-saham yang melesat di awal tahun 2017 ini tercatat 90 persen transaksi berasal dari investor lokal.
Sebagai contoh saham dengan nilai transkasi paling besar adalah BUMI sebesar Rp9 triliun. 97 persen diantaranya merupakan transaksi yang dilakukan oleh invetor lokal mencapai Rp8,7 triliun.
Hal ini yang patut dikhawatirkan, pasalnya saham-saham yang kembali bangkit di awal tahun 2017 ini juga tidak didukung dengan kinerja fundamental perusahaan, sama dengan kejadian terdahulu. Bahkan empat diantaranya masih merugi per kuartal III-2016.
Perusahaan yang menderita kerugian terbesar yakni BRMS dengan nilai rugi Rp4,5 triliun sepanjang Januari - September 2016. Tak hanya itu, pendapatannya pun merosot 79 persen menjadi Rp28 miliar dari sebelumnya Rp 134 miliar.
Tabel: Kinerja Keuangan Saham Periode Jan-Sept 2016
Sumber: Bareksa.com
Yang masih mencetak untung hanya Bumi Resources yakni senilai Rp949 miliar sepanjang Januari-September 2016. Tetapi dari sisi operasional, Bumi Resources masih mengalami kerugian. Jadi keuntungan hanya berasal dari pendapatan lain-lain.
Tak hanya dari sisi kinerja keuangan, kapitalisasi saham-saham ini pun relatif kecil yang mendorong potensi aksi spekulasi oleh pihak tertentu dalam perdagangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.