Data BI: Jan-Nov 2016, Bank Permata Rugi Rp1,9 Triliun
Kualitas aset kredit yang memburuk menjadi tekanan bagi Bank Permata
Kualitas aset kredit yang memburuk menjadi tekanan bagi Bank Permata
Bareksa.com – Dalam data Bank Indonesia, tercatat PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengalami kerugian Rp1,94 triliun sepanjang Januari - November 2016. Padahal dalam periode sama tahun sebelumnya, Bank Permata masih untung Rp527 miliar. Apa yang membuat Bank Permata merugi?
Menilik laporan bulanan yang dikirimkan Bank Permata ke Bank Indonesia terlihat adanya lonjakan provisi kredit hingga Rp6,1 triliun sepanjang Januari - November 2016, naik lebih dari dua kali lipat dibanding periode sama tahun sebelumnya. Lonjakan ini menunjukan jumlah kredit bermasalah Bank Permata meningkat. Padahal dalam laporan bulan Oktober sebelumnya beban provisi baru mencapai Rp5,1 triliun.
Kualitas kredit yang menurun sepertinya juga mendorong bank yang merupakan anak usaha grup Astra ini untuk lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari rasio LDR (loan to deposit ratio) yang turun hingga ke level 79,3 persen. Rasio ini cukup rendah jika dibandingkan dengan rasio LDR bank buku III yang pada kuartal ketiga 2016 rata-rata berada di level 88,5 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Penyaluran kredit per akhir November 2016 menyusut 17 persen menjadi Rp107 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya. Turunnya kredit juga disebabkan melambatnya pertumbuhan dana pihak ketiga yakni hanya 6 persen menjadi Rp135 triliun.
Grafik : Pertumbuhan Biaya Provisi Kredit (Rp Triliun) & Rasio LDR Bank Permata
Sumber : Bareksa.com
Kondisi inilah yang turut memberatkan kinerja top line Bank Permata. Sepanjang Januari - November 2016, pendapatan bunga bersih turun 3,7 persen menjadi Rp5,67 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal Bank Permata harus menanggung kenaikan beban operasional hingga 56 persen menjadi Rp8,2 triliun.
Tak pelak kerugian yang diderita Bank Permata pun akhirnya semakin melebar. Padahal dalam periode Januari - November 2016, Bank Permata baru mencatat kerugian Rp1,38 triliun.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.