Menilik Rencana Akuisisi SCMA terhadap Rumah Produksi SinemArt
Pemeran utama 'Anak Jalanan dikisahkan meninggal. Pertanda kerjasama SinemArt dan RCTI berakhir?
Pemeran utama 'Anak Jalanan dikisahkan meninggal. Pertanda kerjasama SinemArt dan RCTI berakhir?
Bareksa.com – Sinetron drama Anak Jalanan menjadi topik pembicaraan banyak kalangan muda, jelang penutupan tahun 2016. Ini terjadi setelah Si Boy, pemeran utama di sinetron itu, dikisahkan tewas dalam kecelakaan. Banyak penggemar berat Anak Jalanan pun bertanya-tanya akankah ada “Anak Jalanan Season 2?”
SinemArt, rumah produksi yang membuat sinetron itu, sudah 10 tahun lamanya memproduksi sinetron yang ditayangkan di stasiun televisi RCTI. Selain Anak Jalanan, juga ada sejumah sinetron lain yang diproduksi SinemArt, seperti Tukang Bubur Naik Haji dan Anugerah Cinta, yang menghasilkan rating dan share yang cukup tinggi dan berhasil mengangkat kinerja RCTI (MNCN), sehingga mengalahkan ANTV (MDIA), SCTV & Indosiar (SCMA).
Tabel: Share Audiens Harian di Prime Time (Skala 100%) hingga 20 December
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Rating Program Televisi Indonesia
Di kalangan analis, beredar kabar SinemArt akan bergandeng tangan dengan SCMA. Bahkan, terbetik isu SinemArt akan diakusisi SCMA. Benar demikian?
General Manager Creative SCTV Uncu Putera mengaku tak tahu menahu perihal kabar ini. Dia mengatakan belum ada pembicaraan yang khusus dari divisi program mengenai hal ini.
SinemArt adalah salah satu rumah produksi terkemuka di jagat pertelevisian nasional, yang didirikan sekitar 13 tahun lalu oleh Leo Sumanto setelah ia hengkang dari Prima Entertainment. Rumah produksi ini dikenal bertangan dingin. Banyak sinetron besutannya digemari masyarakat dan terbukti memiliki rating tinggi.
Tabel: Rating Harian Program Primetime (Skala 100%) Hingga 20 December
Sumber: Rating Program Televisi Indonesia
Dalam riset Macquaire yang dibagikan kepada nasabah pada 22 Desember silam, rencana akuisisi tersebut dinilai akan berdampak positif bagi kinerja SCMA. Ini mengingat SCTV saat ini hanya menguasai 11,2 persen audience share untuk kategori tayangan prime time. Sedangkan RCTI--melalui SinemArt dan top-3 sinetron produksinya--mampu mendominasi audience share hingga 29,4 persen year to date.
Sebagai informasi, prime time adalah istilah dalam industri pertelevisian yang merujuk pada waktu tayang utama di mana tayangan di suatu televisi memiliki jumlah penonton terbanyak. Di Indonesia prime time berkisar antara jam 18.00 s.d. 22.00, saat di mana kebanyakan anggota keluarga berkumpul bersama sambil menonton televisi.
Setelah isu ini mumbul ke permukaan, sejak 22 Desember saham SCMA telah menguat 12 persen ke level 2.790 di tanggal 27 Desember 2016. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.