Tertekan Taksi Online, Blue Bird Masuk 10 Saham Terburuk 2016. Siapa Lainnya?
Saham yang paling jeblok adalah saham BCIP yang turun 67%
Saham yang paling jeblok adalah saham BCIP yang turun 67%
Bareksa.com - Siapa mau rugi? Tentu tidak ada investor yang menginginkan harga saham yang dimilikinya turun. Namun, pada kenyataannya walaupun perekonomian Indonesia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sejak awal tahun 2016, ada beberapa perusahaan yang sahamnya malahan mencatat return negatif alias rugi.
Jumlah saham yang turun tentu tidak sebanyak yang mencetak kenaikan. Akan tetapi, beberapa saham tersebut nilainya tergerus paling tidak setengahnya sejak awal tahun.
Kali ini, Bareksa menyeleksi saham-saham yang paling memberikan kerugian sepanjang tahun 2016 kepada investornya. Sebelumnya, Bareksa.com telah memuat saham dengan performa terbaik sepanjang 2016. (Baca juga: Ada Yang Berikan Return 1000%, Ini 10 Saham Terbaik di 2016)
Promo Terbaru di Bareksa
Bumi Citra Permai Tbk (BCIP)
Saham PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) menjadi saham dengan penurunan terdalam. Saham emiten yang bergerak di pembangunan daerah industri ini sudah berkali-kali mengalami auto rejection bawah, di mana sistem menolak otomatis perdagangan karena sudah menyentuh persentase penurunan terbesar dalam satu hari.
Bahkan, menutup akhir pekan Jumat 9 Desember 2016 saham BCIP kembali turun 10 persen atau 28 poin menjadi Rp252 per lembar sahamnya dari sebelumnya Rp280 per lembarnya.
Saham BCIP sendiri sejak bulan Maret 2016 pernah mengalami tren kenaikan. Bahkan pada bulan September sempat berada pada titik tertingginya di level 1.300 per lembar.
Grafik: Pergerakan Saham BCIP
Sumber: Bareksa.com
Namun, memasuki pertengahan September saham BCIP langsung terjun bebas. Bahkan pada tanggal 7 Oktober, Bursa harus menghentikan sementara (mensuspen) saham BCIP karena turun terlalu tajam.
PT Blue Bird Tbk (BIRD)
Saham emiten taksi terbesar di Indonesia ini ikut menjadi salah satu top losers di papan Bursa Efek Indonesia. Saham BIRD terjun bebas hingga 58 persen sejak awal tahun 2016.
Saham BIRD yang di awal tahun bertengger tinggi di angka Rp7.000 per lembar, harus jatuh dan terbang rendah di angka Rp2.900 per lembarnya.
Penyebabnya apalagi kalau bukan merajelanya aplikasi ride-sharing seperti Uber, Grab Car, dan Go Car. Perseroan terus melakukan berbagai upaya agar bisnis transportasi ini bisa bertahan hidup. Salah satunya adalah dengan melakukan kerjasama dengan Go-Jek dan memperbaiki aplikasi yang menyediakan pemesanan taksi secara online.
PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)
Saham yang terafiliasi Grup Bakrie ini juga menjadi salah satu emiten yang paling menyakitkan bagi investor. Saham pemilik usaha stasiun televisi ANTV ini harus turun hingga 49 persen.
Saham MDIA saat ini berada di kisaran Rp1.600 per lembarnya. Padahal, pada awal tahun saham salah satu media yang masih bersaudara dengan VIVA ini masih dihargai Rp3.000 per lembarnya oleh pasar.
Daftar: Saham Paling Jeblok di 2016 (%)
Sumber: Bareksa.com
Selain MDIA, saham perusahaan investasi dan holding dari stasiun televisi lainnya ikut masuk ke daftar saham berperforma terburuk 2016. Emiten milik Hary Tanoe, PT Global Mediacom Tbk (BMTR), sahamnya harus turun 45 persen sepanjang 2016.
Saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) dan PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) kompak mengalami penurunan sebesar 40 persen pada tahun ini. Selain itu ada juga saham PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) yang turun 39 persen dalam periode Januari hingga 8 Desember 2016.
Sedangkan tiga saham dengan performa terburuk lainnya adalah saham PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) yang masing-masing berturut-turut turun 38 persen, 33 persen dan 32 persen. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.