BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kinerja Bank Permata Buruk, Astra Tidak Berniat Jual Sahamnya

05 November 2016
Tags:
Kinerja Bank Permata Buruk, Astra Tidak Berniat Jual Sahamnya
Kantor cabang bank permata, Jl Merdeka Bandung (Company website)

Meski belum ada rencana tambah modal baru, Astra tak akan mengurangi kepemilikannya di Bank Permata

Bareksa.com - Catatan buruk PT Bank Permata Tbk (BNLI) dalam sembilan bulan tahun ini semakin menguatkan isu pelepasan saham oleh para pemiliknya. Hingga akhir September tahun ini, Bank Permata harus menderita kerugian Rp1,2 triliun dibandingkan laba Rp938 miliar pada periode sama tahun lalu.

Namun ternyata, salah satu pemegang saham Bank Permata yakni PT Astra International Tbk (ASII), menegaskan tidak memiliki rencana untuk melepas saham salah satu grup keuangannya itu. Bahkan, Astra siap terus mendukung kegiatan bisnis dan menyehatkan kembali Bank Permata.

"Kami tidak memiliki rencana untuk menambah maupun mengurangi kepemilikan saham di Bank Permata. Yang jelas, kami terus support Bank Permata, dan percaya kepada para manajemennya," terang Head of Investor Relation Astra Tira Ardianti, Jumat, 4 November 2016.

Promo Terbaru di Bareksa

Sayang, Tira tak bisa memastikan apakah tahun depan akan ada tambahan modal baru atau tidak bagi Bank Permata. Apalagi, tahun ini Bank Permata baru menyelesaikan rights issue senilai Rp5 triliun dan diserap seluruhnya oleh para pemegang saham.

Sebagai catatan, per Oktober 2016 sebanyak 44,56 persen saham Bank Permata dipegang oleh Astra dan porsi yang sama juga dipegang oleh Standard Chartered Bank yang berbasis di London. Sementara itu, publik memegang 10,88 persen sisanya. (Baca juga: Di Bawah Kendali StanChart & Astra, Bagaimana Perkembangan Bank Permata?)

Tira juga menyampaikan, nasib kinerja keuangan Bank Permata yang mengalami kerugian dalam sembilan bulan tahun ini, lebih karena adanya peningkatan kredit bermasalah yang juga dialami hampir semua bank di Indonesia. Dia pun menilai, Bank Permata akan bisa mengembalikan performa kreditnya secara berkualitas secara berkesinambungan.

Wakil Direktur Utama Bank Permata Julian Loong Choon Fong menambahkan, perseroan tak hanya akan memperbaiki kinerja keuangan semata di tahun-tahun mendatang. "Tapi juga khususnya memperbaiki kredit bermasalah, bersamaan dengan terus meningktkan catatan pendapatan berbasis komisi," ungkap Julian.

Hingga September, pendapatan berbasis komisi alias fee based income Bank Permata tumbuh paling tinggi di antara catatan keuangan lainnya. Pada periode ini, fee based Bank Permata tumbuh 21 persen.

Kinerja Saham

Sepertinya, para investor sudah mengambil langkah antisipasi terhadap kinerja Bank Permata di tahun ini. Ditutup Rp925 per saham pada perdagangan awal tahun, saham BNLI terus turun hingga 29 Maret menjadi Rp665 per saham.

Namun, BNLI kembali bergerak naik dan mencapai level tertingginya Rp1.215 pada 22 April 2016. Peningkatan signifikan ini terdorong rumor bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berniat untuk mengambil porsi saham BNLI yang dipegang oleh Standard Chartered. Sayang, kabar tidak juga menjadi kenyataan dan sejak saat itu, harga saham BNLI terus bergerak turun. (Baca juga: Secara Valuasi, BNI Perlu Keluarkan Rp3,6T untuk Beli 44,5% Saham Bank Permata)

Level terendah BNLI pun terjadi pada 3 November saat menyentuh level Rp555 per saham. Adapun hari ini, saham BNLI ditutup naik 0,9 persen ke level Rp560 per saham. Artinya, saham ini telah membukukan penurunan 40,74 persen secara year to date. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua