Porsi Kepemilikan 30%, Investor Ritel Lokal Jadi Penggerak Aktifnya Saham BUMI
Kepemilikan saham BUMI per September 2016, masih didominasi Investor lokal dengan porsi 51,63% dari total saham.
Kepemilikan saham BUMI per September 2016, masih didominasi Investor lokal dengan porsi 51,63% dari total saham.
Bareksa.com - Setelah cukup lama tidak bergerak di level Rp68 per lembar dari periode Juli - awal Oktober 2016, kini saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali aktif diperdagangkan di bursa. Bahkan saham batu bara ini sempat terkena penghentian sementara (suspensi) akibat lonjakan harga yang cukup signifikan yakni pada 25 Oktober. (Baca Juga: Seminggu Naik 87,5%, Saham BUMI Kena Suspen Bursa)
Pencabutan suspensi saham BUMI pada 26 Oktober pun, kembali membuat harga saham menggila, dari Rp153 per lembar saham hingga di tutup pada level Rp202 per lembar saham. Pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini (28 Oktober 2016), harga saham BUMI telah turun berada di Rp 171 per lembar saham.
Peningkatan harga emiten batu bara afiliasi Grup Bakrie ini disinyalir karena adanya aksi investor ritel lokal yang melakukan aksi jual beli saham (trading). Pasalnya berdasarkan laporan kepemilikan saham periode September, kepemilikan investor lokal memiliki porsi paling besar dari keseluruhan total saham yakni 51,63 persen. Dari jumlah tersebut, investor ritel lokal (30,48 persen) memiliki porsi lebih besar dibandingkan institusi lokal (20,98 persen).
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Porsi Kepemilikan Saham BUMI, Periode September
Sumber: IDX
Pada laporan tersebut juga tercantum, dua pemegang saham terbesar dengan porsi lebih dari 5 persen yakni Credit Suisse dan PT Damar Reka Energi. Credit Suisse sebagai investor institusi asing memiliki porsi kepemilikan saham BUMI sebesar 26,15 persen. Sementara itu, total kepemilikan asing sendiri pada saham BUMI mencapai 48,37 persen.
Kemudian pada PT Damar Reka Energi sebagai pemodal institusi lokal memiliki porsi kepemilikan pada saham BUMI sebanyak 6,28 persen. Adapun jumlah investor institusi lokal sendiri ada sekitar 306 perusahaan dengan total porsi kepemilikan saham BUMI sebesar 20,98 persen seperti yang tampak pada grafik diatas.
Nampaknya pergerakan harga saham BUMI ini, cukup menarik hati para investor ritel demi mendapatkan untung (gain). Pasalnya harga saham BUMI sempat mengalami 3 kali mati suri sepanjang tahun 2015-2016 ini akibat tidak ada pergerakan.
Pada periode Juli-Oktober 2015 dan November 2015-Juni 2016, Harga saham BUMI berada di level Rp50 per lembar saham. Kemudian Pada Juli-awal Oktober 2016, Harga Saham Bumi juga tidak bergerak di level Rp68 per lembar saham.
Aktifnya harga saham BUMI kali ini, seperti memberikan peluang bagi investor untuk menjual atau membeli saham BUMI dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contoh, apabila investor memiliki BUMI di harga saham tidak bergerak yakni Rp50-68 per lembar saham, maka hingga penutupan perdagangan hari ini yang berada di level Rp171 per lembar saham, keuntungan investor telah berkisar antara 242 persen dan 151 persen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.