Setelah Reverse Stock, UNSP Berencana Konversi Utang Menjadi Saham
Setelah aksi penggabungan saham, harga UNSP bisa naik 10 kali lipat
Setelah aksi penggabungan saham, harga UNSP bisa naik 10 kali lipat
Bareksa.com - Emiten perkebunan PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) merencanakan aksi konversi utang menjadi saham setelah menyelesaikan penggabungan saham (reverse stock). Rencana tersebut berkaitan dengan niat restrukturisasi utang sekaligus mendorong nilai saham Grup Bakrie ini yang kini mentok di level terbawah pasar reguler Bursa.
Direktur Utama PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), Iqbal Zainuddin mengatakan bahwa reverse stock yang dilakukan oleh perseroan bisa memperbaiki likuiditas perdagangan saham perseroan. Pasalnya sejak bulan Agustus tahun 2013 saham perseroan sudah tertidur di angka Rp50 per lembarnya.
Iqbal mengatakan penggabungan dengan rasio 10 banding 1 ini justru mengedepankan kepentingan 16.795 pemegang saham publik.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada kesempatan yang sama, Direktur UNSP, Andi W. Setianto mengatakan pihaknya serius akan bekerja keras untuk membenahi kinerja perseroan ditengah melemahnya harga komoditas sawit dan juga karet dunia.
Andi mengatakan bahwa setelah reverse stock para pemegang saham tidak akan kesulitan untuk menjual sahamnya lagi. Berbeda jika saham perseroan terjebak di nilai terendah yang boleh diperdagangkan di pasar reguler Bursa Efek Indonesia, yakni Rp50.
“Kalau di pasar tunai sulit sekali terjual, di pasar negosiasi pun nilainya di kisaran Rp20 per sahamnya,” katanya.
Penggabungan saham ini tidak akan mengubah jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh maupun modal dasar. Proses ini juga tidak akan mengubah persentase kepemilikan pemegang saham. Dengan rasio 10 banding 1, pemegang 10 saham lama hanya akan memiliki 1 saham dan harga saham UNSP bisa naik 10 kali lipat menjadi Rp500 di pasar.
Setelah melakukan reverse stock split nanti pihaknya akan langsung melakukan restrukturisasi utang. Nilainya, menurut Andi bisa mencapai Rp350 miliar. Proses ini menurutnya bisa mengurangi beban bunga perseroan hingga setengah beban bunga saat ini sekitar Rp600 miliar per tahunnya.
Andi mengatakan pihaknya belum mencari kreditur untuk program restrukturisasi ini. Andi beralasan pihaknya masih fokus untuk mensukseskan reverse stock perseroan.
“Pasti kalau kita mau konversi step awalnya adalah kita harus reverse stock dulu. Kalau konversi kita juga harus izin ke OJK dulu. Ini akan menjadi salah satu alternatif lain selain penjualan aset,” katanya.
Walaupun demikian, para kreditur menurut Andi lebih mendukung skema konversi utang ke saham. Ia berharap RUPS-LB yang akan diadakan perseroan pada tanggal 31 Oktober 2016 mendatang bisa memenuhi kuorum.
“Karena pemegang saham kita banyak biasanya kita memang agak kesulitan untuk mengumpulkan pemegang saham hingga kuorum,” katanya. (baca juga: Induk UNSP Punya Pengalaman Reverse Stock, Begini Historikal Sahamnya)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.