Harga Batu Bara Naik, 4 Emiten Tambang Ini Direkomendasikan
Harga batu bara FOB Newcastle naik 78 persen ytd September, HBA naik 19,5 persen.
Harga batu bara FOB Newcastle naik 78 persen ytd September, HBA naik 19,5 persen.
Bareksa.com – Saham-saham sektor tambang jadi primadona pada tahun ini, terdorong sentimen perbaikan harga batu bara yang menjadi satu faktornya. Hal ini diprediksi akan berlanjut hingga tahun depan, dan menguntungkan sejumlah emiten terkait batu bara.
Secara year to date (ytd) hingga 11 Oktober 2016, indeks saham sektor tambang sudah naik 52,59 persen ke level 1.237,59. Catatan pertumbuhan indeks tambang bahkan melampaui pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 17,18 persen ke 5.382.
Salah satu saham tambang penggerak IHSG adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang merupakan produsen batu bara berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Hingga 11 Oktober 2016, saham ADRO sudah naik 171,8 persen dan memberi 26,5 poin terhadap pertumbuhan IHSG.
Promo Terbaru di Bareksa
Melihat perkembangan harga batubara, Reliance Securities merekomendasikan saham terkait batu bara lain yang akan mendampingi ADRO. Di antaranya PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Dalam risetnya yang diterbitkan Rabu, 12 Oktober 2016, Reliance merekomendasikan buy untuk PTBA, ADRO dan UNTR, serta hold untuk ITMG. Bahkan, Reliance memproyeksikan harga tiga saham tersebut dalam setahun ke depan.
Menggunakan proyeksi laba per saham tahun ini dan tahun depan, PTBA memiliki potensi peningkatan harga 27 persen dengan target harga Rp14.800 pada tahun depan. Menurut Reliance, ADRO berpotensi naik 22 persen menjadi Rp1.740 tahun depan. Pada saat yang sama, UNTR memiliki potensi naik 11 persen dan ITMG naik 2 persen tahun depan.
Tabel: Proyeksi dan rekomendasi saham PTBA, ADRO, UNTR dan ITMG
Sumber: Reliance Securities
“Melihat telah cukup tingginya apresiasi harga beberapa emiten di atas secara ytd, maka kami merekomendasikan untuk buy on weakness,” tulis riset itu.
Reliance menjelaskan, saham PTBA akan diuntungkan kenaikan harga batubara acuan (HBA) karena sebagian besar produksinya diserap pasar lokal, terutama untuk keperluan PLTU. Sementara itu, saham ADRO dan ITMG berpotensi menerima manfaat dari kenaikan harga batubara global karena sebagian besar produksinya diserap pasar luar negeri.
Di sisi lain, saham UNTR yang merupakan distributor alat berat milik Grup Astra ini juga diuntungkan dengan potensi meningkatnya produksi pertambangan batubara dalam negeri.
“Adapun empat emiten di atas saat ini juga telah berinvestasi dalam pembangunan PLTU, yang dianggap sebagai masa depan industri batubara yang sempat dianggap sudah terpuruk,” tambah riset itu.
Sebagai informasi, harga batu bara global di pelabuhan Newcastle, Australia sudah mencapai US$78,11 per metrik ton pada September 2016, naik 39,9 persen sepanjang tahun. Pada periode yang sama, HBA yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) naik 19,5 persen menjadi US$63,93 per metrik ton. Bahkan, HBA Oktober 2016 sudah mencapai US$69,07 per metrik ton.
Grafik: Pergerakan Harga Batu Bara Acuan dan FOB Newcastle (US$/metrik ton)
Sumber: Indexmundi, Kementerian ESDM
Meskipun peluang di sektor ini terbilang cukup besar, Reliance juga melihat ada beberapa risiko yang dapat menurunkan estimasi dan prediksi terhadap saham-saham tersebut. Salah satunya mengenai konsitensi dari kebijakan dan dukungan pemerintah terhadap sektor pertambangan dan energi swasta, terutama seputar rencana pembangunan PLTU.
“Selain itu, fenomena La Nina, yang membawa cuaca dingin di belahan dunia lain, dapat menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi di Indonesia sehingga berpotensi menghambat kegiatan penambangan dan transportasi batubara,” terang riset Reliance.
Sebelumnya, Riset Kim Eng juga menyebutkan perusahaan batu bara diperkirakan akan memiliki posisi yang lebih menguntungkan dibandingkan produsen nikel. Pasalnya, rencana relaksasi aturan mineral dapat meningkatkan risiko operasional perusahaan nikel. Top pick untuk sektor tambang adalah ADRO dikarenakan struktur biaya yang rendah, keuangan yang sehat dan diversifikasi usaha sehingga volatilitas pendapatan lebih rendah.
Grafik: Pergerakan Harga Saham ADRO, PTBA, ITMG, UNTR year to date
Sumber: Bareksa.com
Senada dengan Kim Eng, Citi Group berpandangan positif terhadap perusahaan batu bara seiring dengan kebijakan pemerintah Tiongkok dalam stabilisasi harga dan pasokan batu bara. (Baca juga: Saham Batu Bara Dominasi Return Tertinggi, Emiten Ini Dapat Rekomendasi) (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.