Saham TRAM Bangkit 34%, Masuk Daftar Teraktif Harian
Terlepas dari ramainya perdagangan saham, kinerja TRAM masih buruk akibat gagal bayar utang
Terlepas dari ramainya perdagangan saham, kinerja TRAM masih buruk akibat gagal bayar utang
Bareksa.com - Harga saham perusahaan perkapalan PT Trada Maritime Tbk (TRAM) melonjak signifikan pada perdagangan hari ini Jumat 7 Oktober 2016, setelah mati suri selama lebih dari setahun. Saham TRAM pun masuk ke dalam daftar paling aktif berdasarkan volume transaksi hari ini.
Harga saham TRAM bangkit ke level Rp67, melonjak 34 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp50, batas terendah yang boleh diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dalam layar perdagangan, terpantau antrean beli sebanyak 3,1 juta lot tetapi tidak ada antrean jual karena sudah melebihi batas persentase peningkatan tertinggi harian dan langsung terkena penolakan otomatis (auto rejection).
Nilai transaksi perdagangan saham TRAM hari ini menyentuh Rp54,9 miliar dengan sebanyak 8,9 juta lot berpindah tangan, menjadikannya sebagai saham paling aktif kedua di Bursa hari ini berdasarkan volume (lembar saham). Rata-rata transaksi saham TRAM hari ini terjadi di level Rp62. Padahal, saham TRAM sudah mentok di level Rp50 sejak 18 Juni 2015.
Terpantau Valbury Asia Securities (CP) menjadi broker pembeli bersih terbesar saham TRAM dengan nilai beli bersih Rp9,9 miliar untuk 1,5 juta lot saham. Pembelian yang dilakukan oleh CP mencapai 18 persen dari total transaksi TRAM hari ini.
Broker pembeli TRAM terbanyak kedua adalah Minna Padi Investama (MU) dengan nilai net buy Rp2,8 miliar untuk sebanyak 494.475 lot saham TRAM. Rata-rata pembelian TRAM yang dilakukan oleh MU senilai Rp56,8 per saham.
Grafik: Pergerakan Harga Saham TRAM Intraday
Sumber: Bareksa.com
Terlepas dari ramainya perdagangan saham di Bursa hari ini, kinerja perusahaan perkapalan ini masih dihantui awan gelap. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2016, pendapatan usaha untuk enam bulan pertama tahun ini turun 14,79 persen menjadi US$14,34 juta dibandingkan perolehan pada periode sama tahun lalu.
Meskipun demikian, perseroan pada paruh pertama 2016 bisa membukukan laba usaha US$1,93 juta dibandingkan rugi usaha US$57,94 juta pada periode sama tahun lalu. Hal ini dikarenakan tidak ada penurunan aset tetap pada 2016, tidak seperti yang terjadi pada tahun lalu.
TRAM membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,21 juta pada Jan-Jun 2016, menyusut signifikan dibandingkan rugi US$54,9 juta sebelumnya.
Perseroan mengakui bahwa usaha di industri pelayaran internasional saat ini sedang lesu sehingga tarif sewa kapal menurun. Lebih lanjut, kegiatan usaha TRAM dan entitas anak juga terpengaruh peristiwa kebakaran kapal FSO Lentera Bangsa yang modifikasinya dibiayai oleh utang bank.
Sampai dengan Juni 2016, klaim asuransi atas kapal yang terbakar masih dalam proses. Selain itu, perusahaan belum memperoleh kesepakatan dengan International Finance Corporation (IFC) dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) sebagai kreditur terkait pembayaran cicilan pokok dan bunga utang dengan kapal yang menjadi jaminan itu. Oleh sebab itu, TRAM dianggap wanprestasi oleh kedua krediturnya.
TRAM, melalui anak usahanya Trada Samudera Bangsa Pte. Ltd, juga mengalami gagal bayar untuk utang dari Bank Mandiri. Per 30 Juni 2016, saldo terutang dari pinjaman ini sebesar US$13,13 juta yang dijamin dengan hipotek atas kapal yang dibeli, fidusia, asuransi, piutang usaha dan corporate guarantee.
Baca juga: Ini Penyebab Utang Anak Usaha TRAM Default di Bank Mandiri
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.