Begini Kinerja BJBR Saat Pemprov Banten Proses Akuisisi BEKS
Kinerja bisnis dan keuangan serta saham BJB justru terus bertumbuh
Kinerja bisnis dan keuangan serta saham BJB justru terus bertumbuh
Bareksa.com - Kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) tetap kokoh di tengah terpaan perubahan kepemilikan saham PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) yang akan menjelma menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. Keterkaitan dua bank ini muncul dari salah satu pemegang sahamnya yakni Pemerintah Provinsi Banten.
Meski hanya mengempit sedikit porsi kepemilikan di BJBR, Pemprov Banten kabarnya bakal melepas kepemilikannya untuk fokus mengembangkan Bank Banten, seperti disampaikan oleh Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, Noor Rahman. Hingga Juni 2016, Pemprov Banten memiliki 5,37 persen saham BJBR.
Wilayah Banten berkontribusi cukup besar terhadap kinerja bisnis BJBR selama ini, baik dari segi pendanaan maupun pembiayaan. Selain itu, berdasarkan materi presentasi publik BJBR, nama Banten di susunan kepemilikan saham bank ini tak cuma Pemprov. Melalui Pemerintah Kota dan Kabupaten, Banten juga punya kepemilikan 7,76 persen. Maka total kepemilikan Banten di BJB mencapai 13,13 persen. (Baca juga: Banten Punya BPD Sendiri. Apa Dampaknya Terhadap BJBR?)
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Komposisi Saham BJBR Juli 2016
Sumber: Materi Presentasi Publik BJBR 2016
Nah, sedikit berbeda dengan BJBR, kepemilikan Banten di Bank Banten tak langsung melalui Pemprov maupun Pemerintah Kota atau Kabupaten. Bank Banten akan dikuasai PT Banten Global Development (BGD) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan 99 persen sahamnya dimiliki Pemprov Banten.
BGD mengempit 37,64 persen saham Bank Banten melalui rights issue dengan nilai Rp649,89 miliar saat masih memakai nama Bank Pundi. Belum lama ini, setelah memakai nama Bank Banten, rights issue kembali dilakukan untuk mendorong BGD menambah lagi kepemilikannya. Setelah tiga langkah proses akuisisi, BGD akan memiliki 75 persen saham BEKS.
Lalu, bagaimana kinerja BJB sepanjang proses pembentukan Bank Banten?
Per Juni 2016, total aset BJB mencapai Rp90,9 triliun atau naik 1 persen dari setahun sebelumnya Rp89,99 triliun. Pada saat yang sama, total kredit mencapai Rp60,1 triliun tumbuh 15,2 persen, dan dana pihak ketiga (DPK) Rp68,3 triliun atau turun 11,8 persen.
Grafik: Kinerja Laba Bersih BJBR
Sumber: Laporan Keuangan BJBR, diolah Bareksa
Sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya, sepanjang enam bulan pertama 2016, laba bersih BJB meningkat tajam 56,3 persen menjadi Rp905 miliar, dibandingkan Rp579 miliar pada periode sama tahun lalu.
Yang terbaru, berdasarkan laporan keuangan bulanan per Juli 2016, total aset BJB telah mencapai Rp93,09 triliun, naik 2,41 persen (mom) atau 8,19 persen (yoy). Sementara, kreditnya tercatat Rp60,29 triliun, naik 1,33 persen (mom) atau 16,13 persen (yoy). Masih per Juli tahun ini, DPK BJB mencapai Rp74,94 triliun, naik 9,72 persen (mom) atau 1,61 persen (yoy).
Laba BJB pun masih tumbuh tinggi. Per Juli 2016, laba BJB mencapai Rp1,09 triliun, naik 65,69 persen (yoy) atau 20,33 persen (mom).
Tahun ini, manajemen BJB menargetkan bisa membukukan kredit tumbuh berkisar 13-14 persen, DPK 12-13 persen, dengan marjin bunga bersih alias net interest margin (NIM) 6,5-7 persen.
Kinerja Saham
Isu pembentukan Bank Banten tak cuma membuat kinerja bisnis dan keuangan BJB tetap kokoh. Dari sisi kinerja saham, saham dengan kode BJBR juga terus bergerak positif.
Berdasarkan data yang dihimpun Bareksa, saham BJBR telah naik 137,41 persen secara tahunan menjadi Rp1.655 per saham pada 26 Agustus 2016. Peningkatan harga saham BJBR ini bahkan mengalahkan return yang dicatatkan oleh indeks keuangan (finance) yang hanya naik 19,40 persen dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 20,61 persen setahun terakhir.
Grafik: Return Saham BJBR Dibandingkan Indeks Keuangan dan IHSG Setahun Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Secara historikal, saham BJBR pernah mencapai level tertingginya pada Rp1.740 pada 18 Oktober 2010. Sementara, tahun ini saham BJBR menyentuh level tertinggi pada 8 Agustus 2016 di level Rp1.680.
Adapun per 26 Agustus 2016, nilai kapitalisasi pasar BJBR telah mencapai Rp15,26 triliun dengan price earning ratio (PER) 9,36 kali dan price-book value (PBV) 1,72 kali. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.