MARKET BRIEF: Laba PTPP Terbang 121%, DPR Setujui Rights Issue 4 BUMN
Bank Mandiri terbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I senilai Rp5 triliun.
Bank Mandiri terbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I senilai Rp5 triliun.
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Laba PTPP Terbang 121%
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencetak laba bersih Rp355 miliar atau naik 121 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Lonjakan laba bersih ini dikarenakan melonjaknya pendapatan lain-lain hingga empat kali lipat. Selain itu, pertumbuhan pendapatan juga mencapai 50 persen, yakni sebesar Rp3,8 triliun pada periode kuartal kedua 2016. Marjin kotor dan marjin operasi menguat masing-masing 14,1 persen (16 bps) dan 11,7 persen (160 bps). Adapun marjin bersih menanjak 6,6 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Pendapatan divisi EPC perseoran naik empat kali lipat pada kuartal kedua menjadi Rp829 miliar seiring keberhasilan PTPP meraih proyek pembangkit. Selama kuartal kedua, pendapatan divisi konstruksi juga tumbuh 46 persen sebesar Rp2,5 triliun
Rights Issue 4 BUMN
Rapat kerja Komisi VI DPR menyetujui rights issue yang dilakukan oleh empat emiten BUMN, yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP). Rights issue ini akan menjaga kepemilikan saham publik setelah keempat BUMN ini mendapatkan tambahan modal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam APBN-P 2016. Kepemilikan saham pemerintah di PT Wijaya Karya tetap 65,05 persen, PT Jasa Marga 70,00 persen, PT Krakatau Steel 80,00 persen, serta PT Pembagunan Perumahan 51,00 persen.
Sebelumnya pemerintah telah menyetujui memberikan PMN untuk Wijaya Karya sebesar Rp4 triliun, PT PP Rp2,25 triliun, Krakatau Steel Rp1,5 triliun, dan Jasa Marga Rp1,25 triliun.
MEDC akan rights issue untuk lunasi utang
PT Medco Energy International Tbk (MEDC) akan menggelar rights issue bulan depan untuk mendapatkan dana segar guna menambah modal sebesar Rp1,94 triliun. Dalam laporan keterbukaan informasi, perseroan mengumumkan akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada pemegang saham perseroan dengan jumlah maksimal 1,306 miliar saham dengan nilai nominal Rp100.
Penambahan modal akan dilakukan berdasarkan persetujuan RUPSLB yang akan digelar pada September mendatang. Adapun aksi penambahan modal ini akan berlangsung selama periode 12 bulan, sesuai dengan sesuai dengan ketentuan. Nantinya, dana yang diperoleh dari aksi ini sekitar 70 persennya akan digunakan untuk pembayaran sebagian atau seluruh utang yang jatuh tempo. Sedangkan 30 persen sisanya akan digunakan untuk belanja modal, termasuk belanja modal yang muncul dari akuisisi asset.
Bank Mandiri terbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap I Rp5 Triliun
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap I dengan target indikatif Rp5 triliun. Upaya ini sebagai bagian dari diversifikasi dan perbaikan struktur pendanaan bank dalam jangka panjang. Secara keseluruhan, rencana penerbitan obligasi ini sebesar Rp14 triliun yang akan dilakukan dalam kurun waktu 2016-18. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional.
Penerbitan obligasi berkelanjutan ini, dijelaskan Kartika, akan mendukung Bank Mandiri untuk memberikan pembiayaan jangka panjang 5-10 tahun sesuai dengan kebutuhan pembiayaan infrastuktur dan perumahan yang lebih panjang. Direktur Finance & Treasury Bank Mandiri Pahala N. Mansury menambahkan, sebagian dari hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai pembayaran obligasi subordinasi perseroan yang jatuh tempo 11 Desember 2016. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.389,1 | 0,36% | 4,14% | 0,09% | 8,03% | 19,43% | 38,25% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.097,64 | 0,31% | 4,08% | 0,06% | 7,32% | 5,45% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.087,32 | 0,53% | 4,01% | 0,05% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.857,88 | 0,55% | 3,88% | 0,05% | 7,36% | 17,44% | 40,05% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.292,68 | 0,71% | 4,10% | 0,05% | 7,50% | 19,79% | 35,73% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.