BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Segera Melantai Di Bursa, Bagaimana Perbandingan Waskita Beton Dengan WTON?

12 Agustus 2016
Tags:
Segera Melantai Di Bursa, Bagaimana Perbandingan Waskita Beton Dengan WTON?
Pekerja menyelesaikan pembuatan bahan konstruksi beton tiang pancang (spun pile) di Pabrik Waskita Beton Precast, Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Waskita Beton cukup atraktif dibandingkan WTON dari segi rasio harga terhadap laba

Bareksa.com – Salah satu aksi korporasi yang ditunggu-tunggu tahun ini adalah penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PT Waskita Beton Precast dengan target dana maksimal Rp5,28 triilun. Baru saja mengadakan paparan publik pada tanggal 10 Agustus 2016, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ini akan segera masuk bursa dan menemani PT Wijaya Karya Beton Precast Tbk (WTON) sebagai emiten manufaktur beton precast yang sudah tercatat lebih awal.

Bagaimana perbandingan kinerja dari dua entitas anak badan usaha milik negara (BUMN) ini?

Baca juga: Waskita Beton Tambah Daftar Keluarga BUMN di BEI

Promo Terbaru di Bareksa

WTON yang merupakan anak usaha dari PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini terdaftar di BEI pada April 2014 dengan mengeluarkan 2 miliar lembar saham di harga Rp590 dan berhasil menggalang dana hingga Rp1,2 triliun. Sementara itu, Waskita Beton rencananya akan mengeluarkan maksimal 10,54 miliar lembar saham pada harga Rp400-500 per saham dengan target hingga Rp5,28 triliun, berpotensi menjadi IPO terbesar tahun ini.

Dari segi perolehan kontrak, tahun ini Waskita Beton menargetkan kontrak baru Rp8 triliun. Direktur Waskita Beton Precast Jarot Subana kepada media mengatakan bahwa hingga Juli tahun ini, Waskita Beton telah mengantongi 83 persen target atau Rp6,6 triliun. Sekitar 85 persen kontrak baru tersebut berasal dari proyek induknya yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Beberapa proyek besar yang dikerjakan Waskita Beton antara lain jalan tol Pejagan-Pemalang, tol laut Tanjung Benoa, Dermaga KBS, tol Gempol-Pasuruan, jembatan Kapuk Naga Indah, dan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.

Di lain pihak, target kontrak baru WTON tahun ini hanya Rp4,3 triliun, atau sekitar separuh dari target Waskita Beton. Selain angkanya yang lebih kecil, realisasi kontrak baru WTON hingga Juli 2016 baru mencapai Rp2,23 triliun, atau sekitar 53 persen dari target setahun. Nilai tersebut diatribusikan oleh proyek jalan tol, kereta api dan PLTU.

Tabel: Perbandingan IPO Waskita Beton dan WTON

Illustration

Sumber: Perseroan, Bareksa

Kinerja Keuangan

Sejak pertama didirikan, Waskita Beton sudah dapat mencetak keuntungan, terlihat dari kinerja laba bersih tiga bulan yang berakhir 31 Desember 2014 mencapai Rp140 miliar. Kinerja positif itu terus berlanjut hingga pada setahun penuh 2015, perseroan mencatatkan laba bersih Rp 424 miliar.

Waskita Beton memproyeksikan pendapatan tahun ini Rp4,9 triliiun, dan kenaikan laba bersih 88 persen menjadi Rp 620 miliar. Berdasarkan prospektus, hingga April 2016, perseroan telah membukukan Rp1 triliun pendapatan dan laba Rp150 miliar dipicu kenaikan volume penjualan yang berasal dari proyek infrastruktur multi years seperti tol Becakayu, ruas tol Cimanggis - Cibitung dan LRT.

Sementara itu, laba bersih WTON tercatat menciut di tahun 2015 menjadi Rp174miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp329 miliar. Pendapatan pun turun 19 persen menjadi Rp2,7 triliun seiring penyerapan belanja infrastruktur yang belum maksimal. Untuk tahun ini, WTON lebih optimis dengan menargetkan pertumbuhan laba bersih 73 persen menjadi Rp295 miliar. Per kuartal pertama 2016, WTON mencetak laba Rp50 miliar.

Grafik: Perbandingan Kinerja Keuangan WTON dan Waskita Beton

Illustration

Sumber: Perseroan, diolah Bareksa

Valuasi dan Harga Saham

Waskita Beton Precast mematok harga perdana di kisaran Rp400-500, lebih rendah dibandingkan harga perdana WTON pada saat IPO sebesar Rp590. Kisaran harga perdana Waskita Beton ini mencerminkan rasio harga saham terhadap laba (Price-to-earnings ratio/PER) 20 – 25 kali sedangkan untuk 2017, PER diperkirakan 15 – 18,5 kali. Semakin tinggi nilai PER, semakin mahal harga sahamnya.

Sementara itu hingga perdagangan saham kemarin, WTON ditutup di harga Rp990 atau meningkat 68 persen dibanding harga perdananya. Berdasarkan data Bloomberg, WTON saat ini memiliki PER Trailing Twelve Month/ TTM pada 50x, di atas kisaran PER Waskita Beton. Indikasinya, valuasi saham Waskita Beton akan relatif lebih murah dibandingkan saudaranya yang sudah melantai dua tahun lebih awal.

Dalam laporan hariannya, Maybank Kim Eng Securities menyebutkan bahwa saham Waskita Beton Precast cukup menarik. Hal ini dikarenakan dengan estimasi laba bersih tahun 2016 sekitar Rp500 – 600 miliar yang mencerminkan PER 16 – 18 kali, lebih atraktif bila dibandingkan dengan WTON yang memiliki PER 30 kali. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,88

Up0,45%
Up4,28%
Up7,56%
Up8,64%
Up19,14%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,54

Up0,42%
Up4,45%
Up7,00%
Up7,43%
Up2,63%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.080,63

Up0,65%
Up4,10%
Up7,18%
Up7,82%
--

Capital Fixed Income Fund

1.845,73

Up0,55%
Up3,96%
Up6,73%
Up7,42%
Up17,09%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.272,77

Up0,85%
Up3,99%
Up6,65%
Up7,27%
Up20,21%
Up35,67%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua