Setelah Anjlok Pasca Lebaran, Saham MCOR Lompat 34%. Murahkah Harganya?
Sejak libur lebaran usai, saham MCOR sudah anjlok 72%
Sejak libur lebaran usai, saham MCOR sudah anjlok 72%
Bareksa.com- Pada penutupan perdagangan Rabu, 20 Juli 2016, harga saham PT Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR) ditutup naik 34,2 persen menjadi Rp153 dari penutupan sebelumnya Rp114. Kenaikan signifikan pada harga saham bank ini menjadikan transaksi mengalami penolakan otomatis atau auto rejection karena ada tawaran harga lebih tinggi dari batas atas persentase kenaikan harian.
Grafik: Pergerakan Harga Saham Secara Intraday
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Kenaikan harga saham pada perdagangan hari ini terjadi setelah harga saham Bank Windu amblas 72 persen pasca libur lebaran. Pada 1 Juli 2016, atau perdagangan terakhir sebelum libur lebaran, saham MCOR ditutup masih di level Rp202.
Lantas apakah harga saham MCOR telah cukup murah? Analis Bareksa mencoba menghitung valuasinya menggunakan metode PE Band. Dalam grafik PE Band, garis hijau merupakan rata-rata rasio price to earning (PER), sementara garis kuning menunjukan standar deviasi pertama dari rata-rata PE Band dan garis merah merupakan standar deviasi kedua.
Jika PER menyentuh garis kuning bawah (lower band) menunjukan harga saham relatif murah, apalagi jika menyentuh garis merah (lower band 2) begitupun sebaliknya.
Pada grafik, saat ini pergerakan PER MCOR hanya mencapai 10,96 kali, atau lebih rendah dari garis merah bawah 21,53 kali. Hal ini menunjukan bahwa harga saham MCOR saat ini terbilang sangat murah.
Grafik: Pergerakan PE Band MCOR Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Sementara itu, dari sisi kinerja keuangan, perseroan pada tahun ini menunjukkan sinyal perbaikan laba. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tiga bulan pertama tahun ini laba Bank Windu mengalami kenaikan hingga 57 persen. Hal itu disebabkan pendapatan perusahaan yang naik sebesar 17 persen menjadi Rp90 miliar dibandingkan kinerja periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp77 miliar.
Sementara itu, terdapat pemulihan dari penurunan nilai aset produktif menjadi Rp1,03 miliar. Padahal, pada periode sebelumnya perseroan mengalami kerugian sebesar Rp1,2 miliar.
Grafik: Pergerakan Laba MCOR Kuartal I 2011-2016 (Rp Miliar)
Sumber: Bareksa.com
Padahal, selama tiga tahun berturut-turut MCOR selalu mengalami penurunan laba pada kuartal pertama dibandingkan kinerja kuartalan tahun sebelumnya. Pada kuartal pertama tahun 2011 perusahaan berhasil mengantongi laba sebesar Rp26,7 miliar lalu turun di tahun berikutnya menjadi Rp22 miliar. Bahkan pada periode sama 2015, emiten perbankan ini hanya berhasil mengantongi Rp10 miliar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.