AADC2 Untung Besar, Bagaimana dengan Film Indonesia Lainnya?
Film nasional ini sudah ditonton hingga 3,2 juta orang sejak diputar serentak di tanggal 28 April 2016.
Film nasional ini sudah ditonton hingga 3,2 juta orang sejak diputar serentak di tanggal 28 April 2016.
Bareksa.com - Ada Apa Dengan Cinta 2 menggebrak dunia perfilman Indonesia. Film besutan Mira Lesmana dan Riri Riza ini belum genap sebulan diputar di bioskop, namun telah mampu menarik 3,2 juta penonton sejak diputar serentak di tanggal 28 April 2016. Dalam penayangan perdana, AADC2 langsung diserbut 200 ribu penonton. Walau harus bersaing dengan Captain America: Civil War, AADC2 dalam kurun waktu delapan hari mampu menggaet 2 juta penonton.
Itu cerita mengenai Cinta, bagaimana dengan film Indonesia lainnya?
Ternyata tidak semua film punya kisah semanis Cinta dan Rangga. Kerap kali rumah produksi film harus menanggung kerugian. Penyebabnya? Tentu saja jumlah penonton yang terlampau sedikit.
Promo Terbaru di Bareksa
Berikut beberapa data menarik terkait perkembangan perfilman nasional yang beberapa tahun belakangan mulai menggeliat lagi.
Grafik: Perkembangan Gedung Bioskop dan Layar di Indonesia
Sumber: Aprofi
Jumlah bioskop dan layarnya di Indonesia terus meningkat setiap tahun, mulai tahun 2004 hingga 2012. Namun, mulai 2013 mulai menurun.
Pada tahun 2013 ada peningkatan jumlah layar menjadi 1.074, dibandingkan tahun sebelumnya yang 1.017, walaupun jumlah bioskop turun dari 320 bioskop di tahun 2012 menjadi 308 di 2013. Pada tahun 2014 jumlah bioskop terus merosot hingga menjadi 189 dengan 942 layar.
Dari sisi pasokan film, jumlah film lokal terus meningkat sejak tahun 2010 hingga 2014. Pada tahun 2014, tercatat ada 126 judul film nasional yang tayang di bioskop seluruh Indonesia.
Grafik: Jumlah Produksi Film di Indonesia per Tahun
Sumber: Aprofi
Lalu bagaimana dengan jumlah penonton bioskop?
Sebetulnya terus bertambah setiap tahun. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan pada tahun 2014 ada 63,85 juta penonton bioskop di seluruh Indonesia. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2013 yang mencatatkan 62,9 juta penonton dan tahun 2012 yang 57,5 juta penonton.
Grafik: Jumlah Penonton Bioskop
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Mengenai dampaknya terhadap pendapatan para pelaku industri perfilman, Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Asprofi), Sheila Timothy, mengatakan nilainya sangat bervariasi.
Perhitungannya kira-kira begini: pendapatan kotor sebuah film rata-rata Rp30 ribu per penonton. Angka ini merupakan harga tiket dikurangi pajak tontonan. Besaran pajak ini berbeda-beda di setiap wilayah, berkisar di angka 10-30 persen. Dari pendapatan kotor tersebut, keuntungan akan dibagi dua antara pengelola bioskop dengan rumah produksi (production house, PH). "Pembagiannya sekitar 50 : 50 untuk bioskop dan PH," kata Lala (begitu Sheila biasa disapa), kepada Bareksa.
Dari sisi pendapatan, pada tahun 2016 AADC2 berada di peringkat nomor satu. Sebagaimana disebutkan tadi, sekuel AADC 1 yang ditayangkan 14 tahun lalu ini, menurut filmindonesia.or.id sudah ditonton 3,2 juta orang. Posisi kedua ditempati oleh Comic 8: Casino Kings Part 2 dengan 1,8 juta penonton.
Tabel: 10 Film dengan Penonton Terbanyak, 2016
Sumber: filmindonesia.or.id
Dua film dengan jumlah penonton tertinggi itu dapat dipastikan telah mencetak keuntungan bagi rumah produksinya. Dengan perhitungan kasar di atas, pendapatan kotor AADC2 bisa mencapai Rp96 miliar (Rp30 ribu x 3,2 juta penonton). Namun, bagaimana dengan yang lain?
Komedi Gokil 2 yang ditonton 90 ribu penonton, secara kasar dapat mencetak pendapatan sebesar Rp2,7 miliar. Dibagi dua dengan bioskop, rumah produksi bisa menerima Rp1,35 miliar.
Mengenai besaran modal yang dikeluarkan, Lala menjelaskan di Indonesia ada pembagian kategori film berdasarkan biaya produksi. Ada yang diproduksi dengan bujet kecil yakni di bawah Rp2 miliar; bujet menengah dengan Rp2-5 miliar; dan bujet besar yang di atas Rp5 miliar.
Jadi, jika sebuah film yang diproduksi dengan kategori bujet rendah cuma ditonton 90 ribu orang, maka ongkos produksi tidak akan bisa ditutup. Paling tidak, sebuah film dengan kategori ini harus bisa menarik 135 ribu penonton agar bisa membukukan keuntungan.
Walaupun demikian, Lala mengatakan masih ada sumber-sumber pemasukan lain yang bisa didapatkan selain dari karcis bioskop. Biasanya, setelah bioskop, pemasukan paling besar datang dari hak penyiaran televisi. Selain itu, juga bisa ada pendapatan dari sponsor, maskapai penerbangan, DVD, dan juga penjualan digital. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,03 | 0,23% | 3,93% | 7,65% | 8,47% | 19,26% | 38,62% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,99 | 0,21% | 4,04% | 7,14% | 7,66% | 2,91% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.083,65 | 0,56% | 3,99% | 7,48% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.851,29 | 0,53% | 3,86% | 7,05% | 7,37% | 17,67% | 41,38% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.283,33 | 0,82% | 4,05% | 7,15% | 7,44% | 20,36% | 35,78% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.