JP Morgan Rekomendasi Indonesia Overweight, Saham Mana yang Menarik?
Indonesia akan diuntungkan dengan ruang penurunan suku bunga acuan
Indonesia akan diuntungkan dengan ruang penurunan suku bunga acuan
Bareksa.com - JP Morgan menilai bahwa negara-negara di emerging market diuntungkan oleh membaiknya kondisi ekonomi global, yang terlihat dari meredanya penguatan dolar, berkurangnya kekhawatiran aliran dana keluar dan semakin mendukungnya kebijakan di negara berkembang Asia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapat rekomendasi Overweight atau patut ditambah dalam portofolio perusahaan investasi tersebut karena kemungkinan penurunan suku bunga kredit ke depan.
Berdasarkan riset yang dibagikan kepada nasabah, JP Morgan yakin bahwa kebijakan pro-pertumbuhan dan nilai tukar yang stabil dapat mendorong perbaikan pendapatan korporasi di negara emerging market. "Revisi laba per saham (EPS) perusahaan emerging market akan berubah positif," tulis riset bertanggal 24 Maret 2016 tersebut.
Untuk menilai target pendapatan sebuah perusahaan, riset tersebut menggunakan JP Morgan Q-Score, yang dikembangkan menggunakan berbagai faktor pendekatan kuantitatif dibandingkan dengan kinerja industri di negaranya dan regional. Semakin besar Q-Score, semakin positif potensi kinerja keuangan sebuah perusahaan.
Promo Terbaru di Bareksa
Emiten-emiten Indonesia diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga acuan yang baru saja dilakukan Bank Indonesia dan kemungkinan akan dilanjutkan pada tahun ini. Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 17 Maret 2016 menurunkan BI Rate 25 basis poin menjadi 6,75 persen. Penurunan suku bunga BI ini tentunya akan membuat perbankan semakin agresif menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Oleh sebab itu, sejumlah saham perbankan Indonesia menjadi pilihan bagi JP Morgan. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mendapat nilai Q-Score 93 persen, tertinggi di antara saham Indonesia lain yang dipantau. Nilai tersebut berada di atas PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang masing-masing mendapat skor 78,8 persen dan 76,1 persen. Meskipun demikian, BBNI masih mendapat rekomendasi Underweight dari JP Morgan.
Sementara itu, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memiliki Q-Score 73,4 persen dengan rekomendasi Overweight. Saham lain yang mendapat rekomendasi Overweight adalah PT Astra International Tbk (ASII) dengan Q-Score 66,4 persen.
Tabel: Rekomendasi Sejumlah Saham Indonesia Berdasarkan Q-Score
Sumber: JP Morgan
Dalam praktiknya, saham yang mendapat rekomendasi Overweight biasanya perlu ditambah dalam portofolio agar mendapat imbal hasil lebih tinggi dibandingkan indeks acuan. Sementara itu, saham Underweight perlu dikurangi untuk agar meningkatkan imbal hasil.
Disclaimer: Publikasi ini merupakan pandangan dari analis dan tidak dimaksudkan untuk menjadi dasar keputusan investasi apapun. Investor harus menetapkan sendiri keputusan investasi sesuai dengan strategi dan tujuan investasi.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.386,75 | 0,28% | 4,12% | 7,86% | 8,01% | 19,31% | 38,22% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.096,22 | 0,25% | 4,17% | 7,26% | 7,37% | 2,91% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.086,24 | 0,55% | 3,99% | 7,74% | 7,78% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.855,9 | 0,55% | 3,86% | 7,32% | 7,36% | 17,44% | 40,56% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.290,36 | 0,77% | 4,10% | 7,48% | 7,51% | 19,79% | 35,78% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.