Investasi Apa yang Pas Saat Bunga Deposito Menciut?
Alternatif investasi pada produk pasar modal bisa jadi pilhan untuk mendapatkan return maksimal sesuai risikonya
Alternatif investasi pada produk pasar modal bisa jadi pilhan untuk mendapatkan return maksimal sesuai risikonya
Bareksa.com – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (Kamis, 18 Februari 2016) memutuskan melonggarkan kebijakan moneter, salah satunya menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) dari 7,25 persen menjadi 7 persen. Pelonggaran kebijakan moneter ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik.
Dengan penurunan tingkat suku bunga acuan, maka bank umum juga akan melakukan penurunan pada suku bunga kredit dan deposito. Penurunan bunga kredit akan memberi kesempatan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah sehingga mendorong perekonomian dapat berjalan.
Di sisi lain, penurunan BI Rate juga akan berdampak pada penurunan bunga deposito. Hal ini dapat menyebabkan keuntungan yang didapat dari deposito akan berkurang. Dalam kondisi perekonomian yang seperti ini, kita sebagai pemodal (Investor) perlu mengalihkan dana investasi pada alternatif investasi lain agar keuntungan dari hasil investasi tetap maksimal.
Promo Terbaru di Bareksa
Alternatif investasi lain bisa berupa produk pasar modal seperti reksa dana. Salah satu jenis reksa dana yang dapat menjadi pilihan invetasi di tengah kondisi ekonomi yang mulai membaik adalah reksa dana saham.
Reksa dana saham memiliki potensi menghasilkan return lebih besar dari bunga deposito. Dalam satu tahun terakhir return reksa dana saham mengalami penurunan dengan nilai rata-rata 12,53 persen. Hal ini dikarenakan perekonomian domestik dan global melesusepanjang 2015 yang berpengaruh pada pergerakan pasar saham anjlok hingga minus 11,35 persen.
Namun dalam jangka waktu 5 tahun, reksa dana saham dapat menghasilkan return dengan nilai rata-rata sebesar 24,72 persen. Investasi reksa dana saham lebih disarankan untuk investasi jangka panjang. Penurunan yang terjadi saat ini justru memberikan peluang bagi investor untuk membeli reksa dana saham atau saham dengan harga yang lebih rendah atau terdiskon sehingga pada saat ekonomi membaik return yang diharapkan dapat maksimal.
Tabel: Indeks Reksa Dana Saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Sumber: Bareksa.com
Pada reksa dana saham sendiri memiliki risiko yang paling tinggi bila dibandingkan dengan reksa dana jenis lainnya. Hal ini dikarenakan pergerakan saham memiliki fluktuasi yang tinggi dipasar setiap harinya dan sangat terpengaruh dengan kondisi ekonomi global dan domestik yang kapan saja dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Bagi investor yang memiliki profil risiko rendah dan tidak siap menerima fluktuasi pasar yang tinggi, reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan. Dalam portofolio reksa dana pasar uang, mayoritas ditempatkan pada asset berupa deposito dan surat utang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun sehingga pergerakan investasinya lebih stabil dibandingkan reksa dana jenis lainnya.
Penurunan bunga deposito, juga akan menurunkan return reksa dana pasar uang karena mayoritas aset pada reksa dana ini adalah deposito. Namun dalam hal ini reksa dana pasar uang lebih menguntungkan karena tidak dikenakan pajak atas keuntungan dari investasi reksa dana.
Adapun jika menempatkan dana langsung pada deposito terdapat pajak atas pendapatan bunga hasil investasi deposito. (baca juga: Bunga Deposito Berpotensi Menciut, Reksa Dana Pasar Uang Bisa Jadi Pilihan).
Pada data Bareksa, reksa dana pasar uang dalam 3 tahun dapat menghasilkan rata-rata return sebesar 16,53 persen. Dan rata-rata setahun reksa dana uang menghasilkan return sebesar 3,99 persen. Reksa dana pasar uang lebih cocok untuk investasi jangka pendek hingga menengah karena pergerakannya yang stabil dan cenderung meningkat.
Tabel: Indeks Reksa Dana Pasar Uang
Sumber: Bareksa.com
Dari Kedua jenis reksa dana di atas dan instrumen investasi pilihan lainnya, terdapat keuntungan dan risiko masing-masing. Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk berinvestasi, Investor juga perlu memperhatikan mengenai setiap risiko yang timbul dari suatu efek investasi. Karena pada dasarnya, keuntungan (return) yang kita harapkan berbanding lurus dengan risiko. Semakin tinggi tingkat risiko maka akan semakin tinggi tingkat keuntungan atau imbal hasil yang diharapkan (High Risk High Return).
***
Butuh bantuan?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,88 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,64% | 19,14% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,54 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,63% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,63 | 0,65% | 4,10% | 7,18% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,73 | 0,55% | 3,96% | 6,73% | 7,42% | 17,09% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,77 | 0,85% | 3,99% | 6,65% | 7,27% | 20,21% | 35,67% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.