BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG & Rupiah Paling Kuat Di Asia Sejak Awal Tahun 2016, Apa Pemicunya?

16 Februari 2016
Tags:
IHSG & Rupiah Paling Kuat Di Asia Sejak Awal Tahun 2016, Apa Pemicunya?
Pialang mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta - (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Padahal, indeks harga saham Amerika Serikat (AS) dan London juga mengalami pelemahan

Bareksa.com- Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan kemarin (15 Februari 2016) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan paling tinggi di kawasan Asia.

IHSG tercatat naik sebesar 3,2 persen menjadi 4.740,726 dari sebelumnya 4.593,008, mengalahkan seluruh indeks di kawasan Asia. Kinerja IHSG juga mengalahkan Indeks harga saham Amerika Serikat (AS) dan London yang terkoreksi masing-masing sebesar 9,7 dan 7,77 persen secara year to date (YTD)

Menurut Presiden Direktur Syailendra Capital, Jos Parengkuan, naiknya IHSG terdorong belanja pemerintah pada bulan Januari 2016, yang sudah mulai digenjot untuk pembangunan infrastruktur. "Hal ini terlihat dari penetapan 30 proyek prioritas untuk pembangunan infrastruktur, mulai dari jalan tol, pembangkit listrik hingga jalur kereta," ujarnya ketika ditemui Bareksa.com baru-baru ini.

Promo Terbaru di Bareksa

Selain itu, hasil transaksi berjalan (current account deficit) kuartal IV-2015 defisit sebesar US$5,11 miliar atau 2,39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang membawa sentimen positif terkait pertumbuhan permintaan dalam negeri. Defisit ini terhitung membesar bila dibandingkan dengan kuartal III-2015 sebesar US$4,2 miliar atau 1,94 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Melebarnya defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2015 dipicu oleh turunnya surplus nonmigas dan tingginya peningkatan impor kelompok barang modal diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku. Hal ini menjadi kabar baik karena meningkatnya impor barang modal merupakan indikator berjalannya proyek-proyek pemerintah. Selain itu impor barang konsumsi juga mengindikasikan pemulihan permintaan dan daya beli masyarakat.

Grafik: Pergerakan Indeks Saham Negara-Negara Di Kawasan Asia Secara Year to Date (YTD)

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Naiknya IHSG, juga sering dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, yang secara YTD mengalami penguatan sebesar 2,9 persen menjadi Rp13.385 dari sebelumnya Rp13.385 per dolar AS. Kinerja mata uang rupiah tersebut berada diurutan ketiga teratas jika dibandingkan negara lain dikawasan Asia

Penguatan nilai tukar rupiah terdorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV- 2015 yang berada di atas ekspektasi sehingga memicu masuknya dana investor asing, khususnya di pasar obligasi. Secara YTD asing telah masuk sebesar Rp31,3 triliun di Surat Berharga Negara (SBN). Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan kondisi ekonomi Indonesia menjadi pemikat investor untuk memasuki pasar modal Indonesia yang membantu penguatan Rupiah.

Grafik: Pergerakan Nilai tukar Mata Uang Negara-Negara Di Kawasan Asia Terhadap Dolar AS Secara Year to Date (YTD)

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.386,75

Up0,28%
Up4,12%
Up7,86%
Up8,01%
Up19,31%
Up38,22%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.096,22

Up0,25%
Up4,17%
Up7,26%
Up7,37%
Up2,91%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.086,24

Up0,55%
Up3,99%
Up7,74%
Up7,78%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.855,9

Up0,55%
Up3,86%
Up7,32%
Up7,36%
Up17,44%
Up40,56%

Insight Renewable Energy Fund

2.290,36

Up0,77%
Up4,10%
Up7,48%
Up7,51%
Up19,79%
Up35,78%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua