MARKET FLASH: Target Kontrak BUMN Karya Naik 25%; Laba PPRO Capai Rp300 Miliar
GIAA tunda IPO Citilink; SMGR target pertumbuhan hingga 6%
GIAA tunda IPO Citilink; SMGR target pertumbuhan hingga 6%
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
Target BUMN Konstruksi
Empat BUMN konstruksi membidik kontrak Rp130,1 triliun pada 2016, meningkat 25,09 persen dari target tahun lalu sebesar Rp104 triliun. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membidik perolehan kontrak baru pada pada tahun ini sebesar Rp25,1 triliun, melonjak 56,8 persen year-on-year dari Rp16 triliun pada 2015. PT PP Tbk (PTPP) membidik perolehan kontrak baru pada 2016 mencapai Rp35 triliun, naik 29,63 persen dari sebelumnya Rp27 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga membidik pertumbuhan target kontrak baru 33,3 persen menjadi Rp40 triliun pada tahun ini. Dari kontrak baru tersebut, sebanyak Rp20 triliun untuk jalan tol, Rp10 triliun dari proyek pemerintah (termasuk kereta ringan di Palembang) serta Rp10 triliun dari swasta dan BUMN. PT Wijaya Karya Tbk, membidik target perolehan kontrak baru tahun ini sebesar Rp30 triliun. Target tersebut lebih rendah 3,2 persen dari tahun lalu sebesar Rp31 triliun.
PT PP Properti Tbk (PPRO)
PPRO membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp300 miliar untuk laporan keuangan belum diaudit sepanjang tahun lalu atau bertumbuh 183 persen secara tahunan. Direktur Keuangan PP Properti Indaryanto mengatakan pertumbuhan laba yang signifikan tersebut ditunjang oleh pendapatan proyek-proyek properti yang mencapai Rp1,4 triliun.
Proyek Grand Kemala Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon menjadi dua kontributor pendapatan utama. Pendapatan dari proyek Grand Kemala Lagoon mencapai Rp572 miliar, sedangkan Grand Sungkono Lagoon menyumbang pendapatan sebesar Rp425 miliar. Tahun ini, PP Properti menargetkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales naik 30 persen menjadi Rp2,6 triliun.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
GIAA menyatakan akan menunda rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham anak usahanya, PT Citilink Indonesia pada tahun ini. Direktur Utama Garuda Arif Wibowo mengatakan Citilink belum siap melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini kendati kinerjanya terus menanjak.
Dia menyebut fundamental Citilink akan terus diperkuat hingga dinilai siap untuk melepas saham ke pasar modal. Terlebih, persaingan di segmen low cost carrier (LCC) semakin ketat. Arif mengatakan sepanjang tahun lalu Citilink memberi kontribusi pendapatan sekitar US$500 - 600 juta atau sekitar Rp6,97 - 8,37 triliun.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
SMGR memproyeksikan pertumbuhan penjualan tahun ini bisa mencapai 5 - 6 persen sejalan dengan adanya kelanjutan proyek infrastruktur yang baru dimulai pada semester II-2014. Direktur Utama SMGR Suparni mengatakan kondisi pasar pada tahun lalu memang tidak sesuai dengan harapan. Ekonomi yang sedang lesu membuat penjualan perseroan hanya mampu tumbuh tipis 0,3 persen.
Dia mengatakan tahun ini, SMGR masih terfokus pada pasar domestik yang mencapai 62 juta ton. Diperkirakan, produksi semen dalam negeri tahun ini dari seluruh industri semen yang ada mencapai 80 juta ton, dengan tingkat kenaikan kebutuhan semen rerata 5 - 8 persen per tahun.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
BBTN akan menggandeng PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) untuk menggarap lini usaha bidang asuransi jiwa. BTN akan memegang mayoritas saham sekitar 60 - 70 persen dari perusahaan patungan yang akan dibentuk tersebut.
Asuransi patungan itu akan berfokus pada nasabah BBTN, yang sebagian besar pembeli rumah dengan biaya kredit dari perseroan. Hasil kajian internal manajemen Jasindo sebelumnya memperkirakan kebutuhan modal perusahaan asuransi jiwa patungan ini sebesar Rp150 miliar. Perinciannya dana senilai Rp100 miliar digunakan sebagai modal disetor dan sisanya untuk modal operasional awal.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
ADRO masih dalam proses merampungkan kesepakatan pendanaan atau financial closing untuk dua proyek pembangkit listrik. Perseroan optimims negosiasi bisa selesai paling lambat pada akhir Juni tahun ini. Proyek yang akan digarap ADRO adalah PLTU Batang Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) melalui Bhimasena Power Indonesia (BPI) senilai US$ 4 miliar.
Proyek kedua PLTU 2 x100 MW yang digarap Tanjung Power Indonesia (TPI) di Kalimantan Selatan (Kalsel) senilai US$ 550 juta. Garibaldi Thohir, Direktur Utama ADRO, mengatakan, kemungkinan pendanaan yang lebih dulu diraih adalah PLTU Kalsel. Sementara untuk PLTU Batang, memang masih harus menunggu keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN)
PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PGAS awal tahun ini telah mencairkan pinjaman sebesar US$ 100 juta dari total komitmen pinjaman sindikasi sebesar US$ 600 juta. Pinjaman senilai US$ 600 juta itu datang dari kredit sindikasi BNP Paribas, HSBC Ltd, PT HSBC Securities Indonesia, Sumitomo Mitsui Banking Corp, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Mizuho Bank Ltd, dan PT Bank Mizuho Indonesia.
Direktur Operasi Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan, dana pinjaman yang sudah cair US$ 100 juta itu akan digunakan untuk biaya pengembangan produksi lapangan minyak dan gas bumi Saka Energi. Ia menyebut ada beberapa lapangan yang sedang dikembangkan seperti Lapangan Jangkrik dan Jangkrik NorthEast, Blok Muara Bakau.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.