BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Fed Rate Naik, Rupiah Justru Menguat; Apakah Akan Bertahan Lama?

17 Desember 2015
Tags:
Fed Rate Naik, Rupiah Justru Menguat; Apakah Akan Bertahan Lama?
U.S. Federal Reserve Chairman Janet Yellen speaks with Japan's Minister of Finance Taro Aso as they take part in a group photo of Central Bank Governors and Finance Ministers of G20 countries in Sydney (REUTERS/Jason Reed)

Membaiknya kondisi neraca perdagangan menahan laju pelemahan rupiah

Bareksa.com - Berbeda dengan pergerakan mata uang di negara kawasan yang melemah setelah Bank Sentral Amerika, The Fed menaikkan suku bunga acuan, nilai tukar rupiah hingga siang ini masih menguat.

Berdasarkan data spot Bloomberg hari ini, 17 Desember 2015 sampai dengan jam 11.30 wib, rupiah masih bertahan di level Rp14.059 per dolar atau menguat 0,07 persen terhadap penutupan sebelumnya di Rp14.070,50 per dolar Amerika.(Baca juga: Fed Rate Naik, Rupiah Menguat dan Pasar Obligasi Marak)

Penguatan rupiah yang terjadi hari ini, melanjutkan pergerakan positif yang terjadi pada hari Senin 15 Oktober 2015 dimana rupiah ditutup menguat 0,54 persen ke Rp14.046 per dolar Amerika.

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Pergerakan Rupiah Intraday
Illustration
Sumber: Bloomberg

Menurut Rangga Cipta, ekonom Samuel Sekuritas, pergerakan harga komoditas serta outlook dari neraca perdagangan turut menjaga pergerakan rupiah. Harga komoditas akhirnya berhenti terjun bebas mendorong sentimen positif bagi investor.

Harga nikel bertahan pada range $8700-9000 per MT, bergitu juga dengan harga batu bara yang masih berkisar $52 per ton. Sementara itu harga minyak kelapa sawit mulai meningkat 5 persen dalam tiga minggu terakhir menjadi MYR2194 per ton.

"Selain itu defisit neraca perdagangan yang muncul pertama kalinya tahun ini justru memperbaiki prospek pertumbuhan ekonomi ke depan sehingga memperbaiki daya tarik aset berdenominasi rupiah," ujar Rangga Cipta Analis Samuel Sekuritas dalam riset ekonomi hariannya 16 Desember 2015.

Neraca perdagangan Indonesia bulan November 2015 mengalami defisit sebesar $350 juta dan nilai Impor untuk pertama kalinya meningkat dalam tiga bulan terakhir. Ini menunjukan aktivitas ekonomi dalam negeri mulai meningkat.

Grafik: Expor-Impor & Neraca Perdagangan Indonesia

Illustration
sumber: Tradingeconomics.com

Selain faktor dari dalam negeri yang cukup mendukung, keputusan The Fed kali ini juga masih dipandang sebagai kebijakan yang 'dovish' atau kebijakan ekonomi longgar, walaupun suku bunga ditingkatkan. Hal ini terlihat dari proyeksi suku bunga 2016 yang justru turunkan dari proyeksi pada pertemuan sebelumnya.

Federal Reserve tadi malam memutuskan menaikkan Fed Rate 0,25 persen menjadi 0,5 persen. Yang menarik dalam keputusannya ada yang berbeda dari target The Fed sebelumnya. Pada bulan Juni The Fed, rata-rata anggota mengatakan suku bunga akan terus naik hingga ditargetkan menggapai level 2,5 persen. Tetapi hasil pertemuan semalam target kenaikan tahun depan hanya sampai 1,75 persen.

Mengutip dari riset JP Morgan, keputusan yang bersifat 'dovish' ini justru bisa memicu pelepasan dolar Amerika yang artinya likuiditas dolar tidak akan sekecil yang diperkirakan sebelumnya.

Grafik: Target Suku Bunga The Fed 2016

Hasil Proyeksi Juni:

Illustration

Hasil Proyeksi Desember:

Illustration
sumber: cnn money

Selain itu, di pasar keuangan domestik, ekspresi kekuatiran investor asing atas peningkatn suku bunga AS telah terjadi jauh-jauh hari sebelum keputusan benar-benar diambil. Hal tersebut terlihat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan juga aksi jual investor asing di pasar saham sejak awal tahun. (Baca juga: Fed Rate Hampir Dipastikan Naik Bulan Ini. Investor Asing Sudah Antisipasi?)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,92

Up0,45%
Up4,28%
Up7,56%
Up8,65%
Up19,15%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,59

Up0,42%
Up4,45%
Up7,00%
Up7,43%
Up2,51%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.080,08

Up0,60%
Up4,04%
Up7,13%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

1.845,41

Up0,53%
Up3,95%
Up6,71%
Up7,40%
Up16,95%
Up40,32%

Insight Renewable Energy Fund

2.272,15

Up0,82%
Up3,96%
Up6,62%
Up7,24%
Up20,21%
Up35,65%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua