BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Analis: Kecil, Peluang Terjadinya Window Dressing pada Desember Tahun Ini

16 Desember 2015
Tags:
Analis: Kecil, Peluang Terjadinya Window Dressing pada Desember Tahun Ini
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/8) (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Beberapa analis mengatakan bahwa psikologis pasar lebih terfokus kepada rencana kenaikan suku bunga acuan AS (fed rate)

Bareksa.com- Fenomena window dressing yang biasa terjadi setiap akhir November - Desember dan dapat mendongkrak laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan tidak akan terjadi pada akhir tahun ini. Beberapa analis mengatakan bahwa psikologis pasar saat ini lebih terfokus kepada rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed Fund Rate.

Head of Research NH Korindo Reza Priyambada mengatakan aksi window dressing biasanya sering terjadi menjelang akhir tahun. Paling sering aksi ini akan mewarnai transaksi saham pada akhir November hingga Desember.

"Tapi sepertinya keadaan tahun ini berbeda. Sejak November hingga pertengahan Desember tanda-tanda window dressing masih belum muncul, meskipun dalam 2-3 hari ini IHSG sudah menguat tipis. Tapi saya kira ini belum menunjukkan akan ada kenaikan signifikan ke depannya," kata Reza.

Window dressing secara umum bisa diartikan sebagai fenomena tren kenaikan harga saham pada akhir tahun saat perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya akan melakukan tutup buku. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memeroleh keuntungan dari portofolio yang mereka miliki.

Promo Terbaru di Bareksa

Window dressing biasanya dilakukan oleh pengelola keuangan, di mana saham-saham yang sedang melemah dan secara fundamental kurang baik dijual. Sementara saham yang sedang menguat dan memiliki fundamental baik akan dibeli. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar memberi kesan bahwa pengelola keuangan tersebut telah memilih saham yang benar dan memiliki kinerja baik.

Selain itu, dapat juga dilakukan dengan menggunakan “rekayasa” akuntansi untuk membuat neraca perusahaan dan laporan laba rugi tampak lebih baik daripada yang sebenarnya.

Senada dengan Reza, Analis Buana Capital Teuku Hendry Adrean mengatakan tahun ini window dressing sulit terjadi. Kalaupun ada kemungkinannya kecil, karena adanya kekhawatiran investor terhadap naiknya bunga The Fed. Bank Sentral Amerika Serikat itu akan memutuskan Fed Rate hari ini pada 16 Desember 2015.

Nihilnya window dressing didukung oleh kinerja IHSG selama dua pekan hingga penutupan perdagangan kemarin (Selasa, 15 Desember 2015). Indeks telah menurun 3,26 persen menjadi 4.409,17 pada 15 Desember 2015 dari sebelumnya 4.557,67 pada 1 Desember 2015.

Grafik: Pergerakan IHSG Secara Month to Date (MTD)

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Satrio Utomo, Head of Research Universal Broker Indonesia, juga menyampaikan akhir tahun ini window dressing memiliki peluang, tapi sangat kecil terjadi. Sebab melihat keadaan ekonomi saat ini yang cenderung melesu, sepertinya masih perlu dilihat kekuatan pemodal itu sendiri. “Sampai sekarang aktivitas modal asing terlihat masih cukup lemah dan baru terlihat pemodal lokal di beberapa sektor, seperti konstruksi dan properti."

Dalam kondisi ekonomi sedang baik, kata dia, window dressing biasanya sudah terjadi sejak November.

Tercatat pada perdagangan bulan ini, aksi jual investor asing atau net foreign sell juga masih cukup deras. Selama month to date (MTD) mencapai Rp 1,33 triliun.

Grafik: Pergerakan Arus Dana Asing Secara Month to Date (MTD)

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Padahal, berdasarkan data perdagangan di BEI yang dikumpulkan Bareksa selama sejak 1990 - 2014, kejadian indeks naik setiap Desember mencapai 88 persen. Bahkan dalam 15 tahun terakhir, sebanyak 100 persen dari data membuktikan adanya kenaikan pada indeks saham.

Tabel: Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Setiap Bulan Desember Dari 1990-2014

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Level IHSG disajikan per akhir tahun, dengan warna merah yang menunjukkan penurunan dan hijau mengindikasikan kenaikan selama periode tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua