BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kekayaan Taipan Indonesia Menyusut $9 Miliar Akibat Lemahnya Harga Komoditas

03 Desember 2015
Tags:
Kekayaan Taipan Indonesia Menyusut $9 Miliar Akibat Lemahnya Harga Komoditas
Direktur Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Sandiaga S. Uno (kanan), Komisaris Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Edwin Soeryadjaya (kiri) dan Direktur Penilaian PT Bursa Efek Indonesia Hoesen saat pencatatan perdana saham SRTG di bursa efek. (dok. perseroan)

Tiga pengusaha baru masuk ke daftar 50 orang terkaya nasional

Bareksa.com - Nilai harga orang-orang terkaya Indonesia menciut US$9 miliar tahun ini karena harga komoditas yang lemah dan nilai tukar rupiah terdepresiasi. Berdasarkan daftar yang dipublikasikan oleh Forbes, nilai harta 50 orang terkaya Indonesia turun 9 persen menjadi US$92 miliar dibandingkan tahun lalu.

Menurut daftar tersebut, enam taipan kehilangan status miliarder, termasuk Edwin Soeryadjaya dan sukanto Tanoto. Edwin memiliki saham di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang berinvestasi di bidang komoditas seperti batu bara dan minyak. Saham SRTG sudah anjlok 26 persen sepanjang tahun ini.

Per tahun ini, kekayaan Edwin menurut Forbes turun menjadi US$930 juta sehingga tidak bisa dibilang sebagai miliarder lagi. Rangking-nya pun turun menjadi nomor 33 dari sebelumnya nomor 26 orang terkaya di Indonesia.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu, Tanoto memiliki Asian Agri, salah satu produsen minyak sawit terbesar Indonesia. Baru kali ini setelah tujuh tahun harta Tanoto kurang dari US$1 miliar. Tanoto pun menduduki peringkat ke 34 dalam daftar orang terkaya Indonesia 2015 versi Forbes.

Ekonomi nasional sepanjang tahun ini memang mengalami perlambatan meski pada kuartal ketiga sudah terlihat ada sedikit perbaikan karena belanja negara yang mulai mengucur. Akan tetapi pergerakan ekonomi di akhir tahun belum dapat menutup perlambatan di awal tahun. Apalagi, nilai tukar rupiah turun 10 persen sepanjang tahun ini terhadap dolar AS dan menjadikannya mata uang dengan kinerja paling buruk di negara emerging market.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga masih membukukan return negatif, sekitar 22 persen sepanjang tahun ini sehingga menyeret nilai kekayaan para taipan sedikit turun tahun ini. Menurut rilis Forbes, rata-rata penurunan yang terjadi sebesar US$370 juta dan persentasinya sebesar 19 persen.

Penurunan tajam lainnya dirasakan oleh Syamsul Nursalim yang saat ini menduduki peringkat 46 dengan kekayaan senilai US$470 juta. Kekayaan Nursalim didapat dari ritel termasuk perusahaannya yang tercatat di bursa yaitu PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI).

The Nin King, yang memiliki lini bisnis pengembangan properti, juga mengalami penurunan kekayaan menjadi US$400 juta tahun ini dibandingkan US$500 juta tahun lalu. Nin King, yang mengendalikan PT Alam Sutra Tbk (ASRI) dan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) harus menghadapi penurunan peringkat menjadi nomor 49 terkaya nasional.

Di tengah kondisi ini, ada tiga pendatang baru. Mereka adalah Osbert Lyman yang masuk peringkat 43 dengan bisnis properti, Iwan Lukminto di peringkat 45 dengan bisnis tekstil melalu PT Sri Rejeki Isman tbk (SRIL). Selain itu, Soetjipto Nagari yang memiliki perusahaan property PT Summareco Agung Tbk (SMRA) masuk kembali ke daftar orang terkaya dengan peringkat ke 50.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua