Penerbitan DIRE : Siapa Emiten Paling Tinggi Recurring EBITDA Marjinnya?
Beberapa emiten properti dengan porsi pendapatan berkala (recurring income) cukup besar sudah menyatakan minatnya
Beberapa emiten properti dengan porsi pendapatan berkala (recurring income) cukup besar sudah menyatakan minatnya
Bareksa.com - Kemarin (Rabu, 11/11) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai kontrak investasi kolektif dana investasi real estate (DIRE) telah ditanda tangani oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. PMK ini nantinya mengatur keringanan perpajakan sesuai paket kebijakan ekonomi tahap V. Meskipun PMK sudah diterbitkan, tapi sebagian perusahaan masih menunggu detail teknis pelaksanaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pajak yang berlaku pada DIRE saat ini mencapai 20 persen dengan rincian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen, Pajak Penghasilan (PPh) 4 ayat 2 sebesar 5 persen dan Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangungan (BPHTB) 5 persen. Selain itu, di tingkat individu, dikenakan pajak dividen 10 persen. Berita yang beredar belakangan ini menyebutkan peniadaan PPN, PPh 4 ayat 2 serta dividen, tetapi BPHTB tidak disebutkan berkurang. Namun, pengurangan 15 persen saja sudah cukup dapat menarik minat perusahaan properti dan investor.
Beberapa emiten properti dengan porsi pendapatan berkala (recurring income) yang cukup besar sudah menyatakan minatnya terhadap DIRE. Misalnya PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang membatalkan penawaran perdana anak usahanya lantaran rencana pemerintah menghapus pajak berganda, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). (Baca juga : Minati Kebijakan DIRE Pemerintah, Pakuwon Tunggu Detail Aturan)
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Porsi Recurring Income
Sumber : Perusahaan, Bareksa
Selain porsi recurring income yang besar, dalam laporan risetnya kepada nasabah CIMB menyebutkan EBITDA margin tinggi pada recurring income juga penting untuk diperhatikan. Properti dengan tingkat okupansi tinggi dan harga sewa di atas rata-rata akan memberi tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan properti baru dengan tingkat okupansi rendah dan terkadang memberikan promosi harga sewa.
PWON tercatat memiliki recurring EBITDA margin paling besar sekitar 58 persen karena tingkat okupansi tinggi dan juga lokasi strategis sehingga harga sewa dapat lebih tinggi. Adapun recurring EBITDA margin SMRA hanya 35 persen karena mal di Serpong dan Bekasi yang belum terlalu lama beroperasi.
Grafik Recurring EBITDA Margin
Sumber : CIMB, Bareksa
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.