Lakukan Revaluasi, Aset PLN Bisa Bertambah Rp200 T, Mandiri Rp50 T
Kebijakan revaluasi tidak akan berpengaruh besar terhadap ADHI dan WSKT.
Kebijakan revaluasi tidak akan berpengaruh besar terhadap ADHI dan WSKT.
Bareksa.com - Program pemerintah mengenai revaluasi aset banyak diminati oleh perusahaan-perusahaan pelat merah. Beberapa perusahaan milik negara menyatakan tertarik, bahkan PT PLN (persero) sudah mengkaji revaluasi ini sejak tiga bulan lalu.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir ditemui di Jakarta, Senin 26 Oktober 2015 mengungkapkan manajemen sudah mulai menilai (appraisal) aset-aset milik perseroan.”Appraisal sudah dilakukan tinggal menunggu hasil. Kalau tahun ini Kementerian Keuangan selesai kami dari BUMN sudah siap. Tinggal pelaksanaannya saja,' ujarnya.
Dengan adanya program revaluasi ini, menurut dia, aset PLN bisa meningkat hingga Rp200 triliun. Aset PLN saat ini sekitar Rp600 triliun. Sofyan juga akan mengusulkan pajak yang dibebankan kepada PLN atas kebijakan revaluasi ini bisa dijadikan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Promo Terbaru di Bareksa
Senada dengan PLN, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan revaluasi bisa membantu meningkatkan asset perusahaan dan memperbaiki balance sheet.
"Dengan adanya revaluasi tanpa PMN perusahaan bisa menambah modal. Dengan modalnya naik, balance sheet-nya bisa naik dan bisa meminjam modal lagi ke bank," katanya.
Namun, Ia melanjutkan, sebelum melakukan revaluasi ada dua hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Pertama, permasalahan cashflow untuk pembayaran pajak revaluasi.
Perseroan harus mempunyai cashflow cukup untuk melunasi pajak revaluasi yang dipatok sebesar tiga persen. Kedua, dampak dan depresiasi. Perseroan harus menghitung kembali seberapa besar penyusutan yang akan terjadi dari asetnya dan menyiapkan dana penyusutan tersebut.
Bank Mandiri, menurut Budi, juga sedang melakukan kajian untuk melakukan revaluasi. Ia memperkirakan aset perseroan bisa bertambah Rp40 - 50 triliun. Aset Mandiri yang akan di revaluasi kebanyakan berbentuk tanah. "Kami harus hitung hati-hati karena harus membayar tiga persen dari totalnya," katanya.
Sementara itu Direktur PT Adhi Karya Tbk Kiswodharmawan mengatakan perseroan tidak akan melakukan revaluasi. Alasannya karena perusahaan konstruksi ini tidak memiliki aset yang besar.”Aset kami kecil. Percuma tak akan berpengaruh," katanya.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk M Chaliq mengungkapkan bagi Waskita kebijakan revaluasi aset juga tidak akan berdampak besar. Jika revaluasi dilakukan nilai aset Waskita hanya akan bertambah sekitar Rp200 - 250 miliar.
"Aset Waskita tidak terlalu banyak. Jadi kalaupun dilakukan tidak perlu effort yang besar -besar. Jika diperintah oleh negara kami netral saja. beban pajaknya juga tidak besar paling hanya Rp6 miliar. Tidak akan mengganggu cashflow," katanya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.