BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

ADHI Jadi Kontraktor LRT, Seberapa Untung?

21 Oktober 2015
Tags:
ADHI Jadi Kontraktor LRT, Seberapa Untung?
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kiri), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (tengah), Jaksa Agung HM Prasetyo (ketiga kanan), Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) mendengarkan penjelasan Dirut ADHI Kiswodarmawan tentang LRT.

Total nilai proyek pembangunan LRT mencapai Rp24 triliun.

Bareksa.com - Perusahaan pelat merah PT Adhi Karya Tbk telah resmi ditunjuk untuk mengerjakan angkutan massal Light Rail Transit (LRT). LRT sendiri akan dibangun dengan menggunakan konsep Transit Oriented Development (TOD).

Untuk mendukung terealisasinya LRT ini, ADHI juga didukung pemerintah yang telah menyuntikkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,4 triliun. ADHI juga melakukan right issue dan mendapatkan dana publik sebesar Rp1,345 triliun. Dengan demikian, ADHI mendapatkan total modal segar sebesar Rp2,745 triliun.

Nantinya, pembangunan LRT akan menggunakan jalur yang berada di tepi jalan tol. ADHI mengatakan akan membangun depo LRT di Bekasi Timur.

Promo Terbaru di Bareksa

LRT akan terbentang dari Cibubur - Cawang, Cawang - Kuningan - Dukuh Atas, Cawang - Bekasi, Dukuh Atas - Palmerah Senayan, Cibubur - Bogor dan Palmerah - Grogol.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang Permana, kepada Bareksa, Rabu 21 Oktober 2015 mengatakan sistem pengerjaan proyek LRT ini akan menggunakan modified turnkey.

"Pemerintah menyuntikkan dana melalui PMN sebesar Rp1,4 triliun, nanti kami yang mengerjakannya," katanya.

Syahgolang mengatakan biaya proyek akan didanai sepenuhnya oleh ADHI. Anggaran dari pemerintah baru akan turun ketika satu satu trase seperti Cawang - Cibubur selesai. Setelah dibayarkan, ADHI akan mengerjakan trase lainnya. Namun bisa saja perseroan mengerjakan ruas lainnya secara paralel.

Untuk membiayai proyek ini ADHI membutuhkan bantuan pendanaan perbankan. Ia mengaku bantuan pendanaan ini akan didapatkan dalam kurun waktu tiga bulan setelah Perpres penunjukkan ADHI Karya sebagai pelaksana proyek terbit.

"Kami masih ada waktu tiga bulan untuk menyerahkan dokumen teknis dan anggaran kepada Kementerian Perhubungan," katanya.

Ia melanjutkan, perseroan saat ini masih menyelesaikan dokumen teknis agar bisa disetujui oleh Kementerian Perhubungan. Jika izin dari Kementerian Perhubungan sudah keluar maka perseroan bisa langsung memulai konstruksi.

"Dalam dokumen itu juga nanti akan ada dokumen anggaran dan teknis sekaligus schedul pembayarannya," katanya.

ADHI, menurut Syahgolang, akan mendapatkan keuntungan dari pengerjaan konstruksi. Apalagi nilai proyek tersebut sangat besar mencapai Rp24 triliun.

LRT sendiri rencananya akan dibangun menggunakan sistem elevated (melayang). ADHI sudah mencapatkan izin prinsip dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. TN.13.03-Mn/408 tanggal 19 Mei 2015 untuk menggunakan tepian jalan tol.

Pembangunan akan menggunakan precast dari anak usaha ADHI, PT Adhi Persada Beton (APB). Sistem elevated ini digunakan agar tidak mengganggu ketentuan ruang terbuka hijau.

Untuk tahap II, jalur Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan tahap III jalur Palmerah-Grogol, perseroan akan menggunakan narrow gauge 1.067 mm sebagaimana trek yang ada di Indonesia. Rolling stock menggunakan power 750 V DC seperti yang digunakan commuter line KAI.

Nantinya LRT ini akan bisa mengangkut 400 orang per rangkaian dan kapasitas angkutnya bisa mencapai 816 ribu orang per harinya. Headway antar kereta minimal mencapai dua menit saat jam-jam sibuk.

Belum Masuk dalam Kontrak ADHI

Nilai kontrak ADHI hingga akhir september 2015 telah melampaui total kontral full year 2014. Hingga akhir September ADHI telah mencatatkan kontrak Rp10,1 triliun, sedangkan full year 2014 total kontrak perseroan mencapai Rp9,2 triliun. Angka ini, menurut Syahgolang, belum mencakup nilai kontrak pembangunan LRT yang mencapai Rp24 triliun. Alasannya, ADHI masih menunggu surat pernyataan dari Kementerian Perhubungan agar proyek ini bisa dimulai.

Realiasi Kontrak ADHI 2015

Illustration

Sumber: ADHI

Syahgolang mengatakan lini bisnis konstruksi mencapai 90 persen dari total nilai kontrak. Sedangkan berdasarkan sumbernya, APBN dan APBD masih memegang peranan dominan sebesar 41,9 persen. Sedangkan 23,5 persen berasal dari BUMN dan sebanyak 34,6 persen berasal dari swasta. (Baca juga: Kontrak ADHI September 2015 Lewati Kontrak Full Year 2014)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua