Survei : Mayoritas Analis Tak Yakin The Fed Akan Menaikkan Suku Bunga Bulan Ini
Bareksa mencoba melakukan survei kepada 10 analis mengenai apa kebijakan yang akan diambil oleh The Fed.
Bareksa mencoba melakukan survei kepada 10 analis mengenai apa kebijakan yang akan diambil oleh The Fed.
Bareksa.com – Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menggelar sidang Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16-17 September 2015. Dalam pertemuan itu ada kemungkinan The Fed akan memutuskan posisi suku bunga acuan naik atau tetap belum berubah.
Pengumuman suku bunga The Fed paling ditunggu oleh para investor di seluruh dunia. Pasalnya keputusan The Fed menaikkan atau tetap mempertahankan tingkat bunganya akan berpengaruh besar terhadap perekonomian global.
Bareksa telah melakukan survei kepada 10 analis mengenai kebijakan yang akan diambil oleh The Fed.
Promo Terbaru di Bareksa
Hasil Survei Analis
Dari hasil survei, terlihat hanya tiga analis yang memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga dalam sidang FOMC besok.
Analis yang memprediksikan The Fed akan menaikkan suku bunga menilai kondisi Amerika saat ini sudah membaik. Indikatornya data-data perekonomian Amerika, terutama GDP sudah mengalami perbaikan.
Jadi, walaupun ada kenaikan pada September, kemungkinan Amerika masih bisa menahan goncangan akibat kenaikan ini.
Kenaikan suku bunga The Fed dinilai semakin baik jika semakin cepat dilakukan. Pasalnya, pasar akan semakin fluktuatif dan terus dilanda ketidakpastian. Kenaikan diprediksi sekitar 25 basis poin.
Analis juga menilai The Fed harus menaikkan suku bunganya karena ekonomi Amerika sudah mulai menanjak. Suku bunga saat ini sudah terlalu rendah.
Jika hal ini dibiarkan ditakutkan ekonomi AS akan tumbuh terlalu tinggi dan terjadi bubble.
Tidak Akan Menaikkan
Mayoritas analis yang dihubungi Bareksa menilai Fed tidak akan menaikkan suku bunganya pada bulan ini. Alasannya kondisi ekonomi Amerika belum stabil, walaupun terus membaik.
Indeks manufaktur AS belum naik signifikan. Lagipula, AS dinilai belum pulih dari imbas devaluasi Yuan yang dilakukan oleh China.
Kebijakan devaluasi China sebenarnya berada di luar prediksi semua orang. Walaupun kondisi Amerika secara internal membaik, tapi faktor China membuatnya melambat dari luar.
Lagipula, dolar AS dinilai terlalu kuat terhadap mata uang lain saat ini. Kalau ini terus berlanjut akan memicu instabilitas terhadap negeri Adi Daya tersebut. Bila dolar terus menguat maka perusahaan-perusahaan dalam negeri akan memproduksi lebih sedikit karena akan menjadi lebih mahal.
Ekspor Amerika saat ini juga dinilai sudah terlalu berat dengan menguatnya dolar.
Lima dari tujuh analis yang memprediksikan The Fed tidak menaikkan suku bunga bulan ini memperkirakan kenaikan akan terjadi pada akhir tahun. Kenaikan diperkirakan dilakukan pada November atau Desember.
Dua analis tersisa memperkirakan kenaikan baru akan terjadi pada awal 2016. Alasannya kondisi perekonomian Amerika lebih stabil.
Selain itu, pada tahun depan diharapkan kondisi perekonomian dunia semakin membaik sehingga ekonomi dunia memberi ruang gerak yang lebih besar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.