BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Sambut Pemangkasan Harga Gas Hulu, Saham PGAS Naik 5%

11 September 2015
Tags:
Sambut Pemangkasan Harga Gas Hulu, Saham PGAS Naik 5%
Teknisi mengawasi pengoperasian instalasi produksi tekanan gas dari tempat penyimpanan gas alam terkompresi Compressed Natural Gas (CNG) untuk memasok kebutuhan gas di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), Muara Tawar, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/9).

PGAS masih menanti kesepakatan dengan PLN untuk harga gas di FSRU Lampung

Bareksa.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyambut baik kebijakan pemerintah untuk memangkas harga gas dari sisi hulu sehingga tingkat marjin perseroan tidak terganggu. Harga saham emiten berkode PGAS itu pada pembukaan perdagangan hari ini (Jumat, 11 September 2015) loncat 5 persen.

Corporate Secretary PGN Heri Yusup menjelaskan bahwa penetapan harga gas menyangkut dimensi luas, mulai sisi hulu (upstream), tengah (midstream), hingga hilir (downstream). Bila pemangkasan diambil dari bagian untuk pemerintah, hal itu akan menjadi positif bagi industri.

"Saya kira ini bagus bagi industri. Upaya pemerintah ini untuk mendorong ekonomi. Kalau harga turun di hulu, tidak akan berpengaruh pada PGN," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.com hari ini (11/9).

Promo Terbaru di Bareksa

Pada pembukaan pasar saham hari ini, PGAS melonjak 5 persen menjadi Rp2.625 pukul 9:32. Total saham yang berpindah tangan sebanyak 486.937 lot dengan valuasi Rp126,4 miliar. Hingga kemarin, harga saham PGAS sudah terpukul 58,6 persen sepanjang tahun ini dari Rp6.000 pada penutupan akhir 2014.

Penurunan harga saham PGAS lebih disebabkan risiko investasi hulu, seperti yang disebutkan dalam sejumlah riset sekuritas. Investasi PGAS di hulu mendorong kenaikan utang menjadi sekitar US$1,4 miliar per akhir Juni 2015 dari sekitar US$1 miliar per akhir Maret 2015. (Baca juga: Risiko Investasi Hulu Seret Saham PGAS Ambrol Lebih Dari 50%, Ungkap Macquarie)

Seperti diberitakan di media, penurunan harga gas dilakukan dengan mengurangi bagi hasil pemerintah. Hal tersebut akan dituangkan dalam Peraturan Presiden dan mulai berlaku awal tahun depan. Seiring pemangkasan ini, pendapatan negara di sektor minyak dan gas (migas) akan turun.

FSRU Lampung

Sementara itu, distributor gas milik negara ini masih berharap melanjutkan operasi dari floating storage and regasification unit (FSRU) Lampung. Meskipun demikian, PT PLN sebagai pelanggan utama masih belum menyepakati harga dengan PGAS.

"FSRU Lampung itu masalah business to business, ini tidak ada kaitannya dengan kebijakan pemerintah. Perkiraannya Oktober sudah mulai beroperasi kembali," kata Heri.

Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa PLN menginginkan harga yang lebih rendah. Namun, Heri mengatakan belum ada kesepakatan harga meski diyakini kontrak antar kedua BUMN itu dapat saling menguntungkan.

FSRU Lampung dengan kapasitas regasifikasi hingga 240 MMSCFD itu mulai beroperasi tahun lalu. Pengembangan FSRU merupakan bagian dari program mendukung penggunaan gas domestik oleh pemerintah.

Namun, operasi FSRU itu tiba-tiba berhenti awal tahun ini karena PGAS mencatat tidak ada permintaan dari pelanggan yang sebagian dikarenakan perlambatan pertumbuhan ekonomi. FSRU Lampung seharusnya menerima kargo LNG dari Tangguh di Papua Barat, melakukan regasifikasi dan mengirimkannya kepada pelanggan. Para pelanggan termasuk PLN dan sejumlah industri di Lampung serta Jawa Barat.

Heri menilai bahwa harga gas lebih stabil dibanding harga minyak yang terus berfluktuasi. Dari segi keamanan, distribusi gas menggunakan pipa, tidak memakai truk seperti untuk minyak sehingga mengurangi risiko di jalan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua