Saham PGAS Anjlok 10%, Mandiri Securities & Maqcuarie Capital Penjual Terbanyak
Pemerintah berencana akan menurunkan harga gas sektor perindustrian dan perdagangan guna mendorong investasi
Pemerintah berencana akan menurunkan harga gas sektor perindustrian dan perdagangan guna mendorong investasi
Bareksa.com- Pemerintah berencana akan menurunkan harga gas sektor perindustrian dan perdagangan guna mendorong investasi di tengah kondisi perekonomian yang masih melambat.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said kepada awak media menyatakan bahwa penurunan harga gas dapat berdampak pada penurunan tariff listrik, karena sejumlah pembangkit PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) menggunakan bahan bakar gas untuk memproduksi listrik.
Namun rencana tersebut menjadi sentimen negatif bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) di pasar modal. Hal tersebut dapat dilihat dari penurunan harga saham PGAS yang anjlok hingga 10,5 persen menjadi Rp2.490 jika dibandingkan harga penutupan sebelumnya yang masih berada di level Rp2.800 pada pukul 10.15 hari ini.
Penurunan harga saham PGAS juga didorong oleh sejumlah broker yang melakukan aksi jual dalam jumlah besar. Diantaranya Mandiri Sekuritas (CC) yang melepas hampir 90 ribu lot saham PGAS dengan nilai transaksi mencapai Rp22,8 miliar atau setara dengan 17 persen seluruh transaksi PGAS pagi ini yang telah mencapai Rp 134,1 miliar
Penurunan Harga Saham PGAS Secara Intraday
Selain CC, Macquarie Capital (RX) juga tercatat sebagai penjual terbesar saham PGAS dengan nilai transaksi yang mencapai Rp17,5 miliar dari 69 ribu lot dengan harga rata-rata Rp2.527.
Sebelumnya Analis Macquarie pada tanggal 2 Sepetmeber 2015 telah menurunkan target harga saham PGAS dari Rp3.000 menjadi hanya Rp2.500.
Seperti dalam laporan yang disampaikan kepada nasabah menyoroti investasi PGAS di investasi hulu yang mendorong kenaikan utang menjadi sekitar US$1,4 miliar per akhir Juni 2015 dari sekitar US$1 miliar per akhir Maret 2015.
Sementara aset yang dibeli PGAS seperti blok Pangkah lebih dari US$1 miliar dinilai mahal menurut perhitungan Macquarie seperti dikutip dalam laporannya. Selain itu juga banyak investasi pada hulu gas tetapi tidak terintegrasi langsung dengan jaringan PGAS yang sebelumnya.
"Oleh sabab itu, meski PGAS sudah mengalami penurunan hingga sekarang, tingginya risiko investasi hulu membuat kami yakin saham ini masih tidak menarik. Masih Underperform," tulis riset itu. (Baca Juga: Risiko Investasi Hulu Seret Saham PGAS Ambrol Lebih Dari 50%, Ungkap Macquarie) (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.