Berkembangnya Penetrasi Internet Tidak Kurangi Pendapatan Iklan Media Televisi
Perusahaan rokok masih menjadi penyumbang biaya iklan terbesar.
Perusahaan rokok masih menjadi penyumbang biaya iklan terbesar.
Bareksa.com – Jangkauan internet yang semakin luas di Indonesia terus membuat perkembangan perusahaan online semakin subur. Mulai dari jual beli online hingga kantor berita online jumlahnya juga terus meningkat.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap belanja iklan di media tradisional seperti televisi dan juga media cetak. Ditambah lagi dengan ekonomi yang semakin melambat.
Alih-alih semakin menurun, belanja iklan di media cetak atau pun televisi di Indonesia tetap mengalami peningkatan. Lembaga survey Nielsen melaporkan pada semester 1-2015 ada kenaikan belanja iklan sebesar enam persen jika dibanding tahun sebelumnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Belanja iklan semester satu ini tetap meningkat walaupun pada kuartal satu pertumbuhan belanja iklan minus satu persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total belanja iklan pada semester satu mencapai Rp50,15 triliun.
Grafik Pertumbuhan Belanja Iklan di Indonesia
Sumber: Nielsen
Kontribusi belanja iklan di televisi setiap tahunnya terus meningkat walaupun melambat. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan belanja iklan di media cetak. Iklan di media cetak berkurang delapan persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dalam surveinya, Nielsen memaparkan pendapatan iklan di TV sudah mulai kembali dengan mencatatkan pertumbuhan positif. Pendapatan dari iklan pada kuartal II-2015 meningkat 11 persen dibanding dengan KW II-2014. Kenaikan ini diakibatkan oleh kenaikan harga iklan di TV.
Grafik Peningkatan Pendapatan Iklan TV
Sumber: Nielsen
Didominasi Rokok
Perusahaan rokok masih menjadi kontributor terbesar pendapatan iklan pada semester 1-2015 walaupun pemerintah telah melakukan pembatasan. Belanja iklan perusahaan rokok bahkan naik hingga 49 persen dibandingkan semester satu 2014 menjadi Rp2,23 triliun. (Baca juga : Rokok Tak Boleh Diiklankan; Perusahaan TV Bisa Kehilangan Rp4 T/Tahun)
Iklan produk perawatan rambut masih berada di posisi kedua dengan total belanja Rp2,05 triliun. Iklan perawatan rambut bahkan telah turun sebesar tiga persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu.
***
Penyebaran internet yang semakin pesat membuat iklan online semakin menarik. Penetrasi internet setiap tahunnya selalu bertambah juga seiring semakin menyebarnya smartphone.
Pengguna smartphone pada 2013 hanya 12 persen dari seluruh pengguna handphone. Angka ini bertambah menjadi 14 persen pada 2014 dan menjadi 26 persen pada 2015.
Alih alih mengurangi iklan di televisi, penetrasi online ini malah menambah pendapatan iklan pertelevisian. Pasalnya para pelaku bisnis online ikut seta belanja iklan di TV.
Traveloka.com menjadi salah satu web online yang melakukan belanja iklan terbesar di TV. Pada semester I-2015 situs booking tiket dan hotel online ini menghabiskan hingga Rp376,3 miliar untuk belanja iklan. Angka ini naik fantastis 2.732 persen jika dibandingkan semester I- 2014. Berdasarkan data Nielsen, Trans Corp menjadi perusahaan paling diuntungkan dari belanja iklan perusahaan online ini. Trans Corp hampir meraup sepertiga dari keseluruhan belanja iklan perusahaan online.
Di posisi kedua ada RCTI yang mendapatkan 13 persen dari total belanja iklan perusahaan online.
Porsi Pendapatan Belanja Iklan Stasiun TV di Indonesia
Pendapatan Iklan Televisi Terus Meningkat
Sejak 2011, pendapatan iklan meningka terutama di tiga televisi yang telah melantai di BEI.
Grafik Pendapatan Iklan TV
Sumber: Laporan keuangan diolah Bareksa *dalam miliar rupiah
Laba TV dari iklan terus meningkat setiap tahunnya. Sejak 2011 pendapatan perusahaan terus tumbuh positif. Bahkan pendapatan SCTV dari iklan pada 2013 melonjak hingga dua kali lipat.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.