China Sempat Buang-Buang Devisa Sebelum Lakukan Devaluasi
cadangan devisa China turun $328 juta
cadangan devisa China turun $328 juta
Bareksa.com - Sebelum melakukan pemotongan nilai mata uang (devaluasi), ternyata China sempat melepas ratusan juta dolar cadangan devisa mereka. Pelepasan devisa biasanya dikaitkan dengan usaha untuk melindungi nilai tukar dari pelemahan. Hal ini tentunya sangat menarik karena pada saat yang sama, Negeri Tirai Bambu itu membutuhkan nilai tukar yang lebih murah untuk menggenjot ekspor.
Lebih unik lagi, setelah melepas cadangan devisanya, China malah dengan sengaja memangkas nilai tukar Yuan terhadap dolar dengan cara devaluasi. Apa sebenarnya yang terjadi di negara tersebut?
Aksi 'buang-buang' devisa ini terlihat dari cadangan devisa negara yang merosot sebanyak $328 juta dari $3,9 miliar pada Maret 2014, menjadi $3,6 miliar pada Juli 2015. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya pada negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia ini. Sehingga, berkurangnya cadangan devisa menunjukan adanya upaya China untuk menjaga nilai tukarnya agar tidak mengalami pelemahan terhadap dolar.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Cadangan Devisa China
sumber: Bareksa.com
Terbukti, sepanjang 2014 nilai mata uang China hanya turun 3 persen. Padahal, mata uang negara lainnya rata-rata turun jauh lebih dalam. Hal ini terjadi karena perbaikan ekonomi Amerika yang membuat dolar menjadi semakin kuat. Dolar indeks pada 2014 naik 13 persen. Data ekonomi domestik China juga mengalami penurunan sehingga seharusnya yuan turun lebih dalam.
Namun ternyata, nilai tukar yuan yang dipertahankan malah semakin mempersulit negara tersebut. Hal ini sangat terlihat dari pertumbuhan ekspor Juli yang anjlok 8,3 persen dari tahun sebelumnya. Padahal ekspor sampai tahun 2014 menyumbang 22 persen dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto China. Sehingga, keharusan untuk menggenjot ekspor memaksa China untuk melakukan devaluasi mata uang. (Baca Juga:Sampai Kapan China Akan Lakukan Devaluasi? Ini Datanya)
Grafik: Nilai Tukar Dolar Terhadap Yuan Tahun 2014
sumber: Bareksa.com
Yuan Jadi Reserves Currency
Devaluasi juga sering dikaitkan dengan rencana China menjadikan yuan sebagai salah satu mata uang utama perdagangan dunia. Agustus ini, China mengajukan kepada IMF agar yuan dapat dimasukan sebagai salah satu reserves currency atau mata uang perdagangan dunia seperti dolar AS. Sayangnya, rencana tersebut masih harus diusahakan lebih keras oleh pemerintah China. Mengutip berita Bloomberg 5 Agustus 2015, IMF mengatakan bahwa dibutuhkan usaha yang lebih keras untuk memberi status reserves currency kepada mata uang China.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Jacob J. Lew kepada Bloomberg mengatakan bahwa China perlu menyelesaikan reformasi fundamental untuk bisa menjadikan yuan sebagai reserves currency. Selain itu menurut Lew, China perlu menunjukan bahwa yuan adalah nilai tukar yang benar-benar menggambarkan kondisi pasar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.