BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Perjalanan Saham ANTM Sebelum Rights Issue, Akankah Seperti WSKT & ADHI?

06 Agustus 2015
Tags:
Perjalanan Saham ANTM Sebelum Rights Issue, Akankah Seperti WSKT & ADHI?
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Sudirman Said (tengah) didampingi General Manager Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sultra PT Antam Tatang Hendra (kanan) saat berkunjung di Gudang Feronikel Ekspor PT Aneka Tambang, Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. ANTARA FOTO/Sahrul manda Tikupadang

Harga saham ANTM naik 35% dalam tiga hari

Bareksa.com - Mendekati langkah aksi korporasi right issue, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mulai merangkak naik. Apakah Antam akan mengikuti jejak BUMN sebelumnya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang juga melakukan aksi yang sama?

Dari pantauan analisis Bareksa, harga saham Waskita dan Adhi juga mengalami kenaikan menjelang right issue.

Ketika pemerintah mengusulkan adanya pemberian PMN kepada BUMN di dalam anggaran pada 23 Desember 2014, sontak mendorong naiknya harga saham Waskita, Adhi dan Antam. (Baca juga: Stock Movers: Rencana Right Issue Angkat Harga WSKT, ADHI & ANTM)

Promo Terbaru di Bareksa

Selama proses persetujuan Pemerintah menyuntikan modal (Penanaman Modal Negara) ke Waskita harga saham melonjak 35 persen menjadi Rp1.830 sepanjang 22 Desember 2014 - 3 Februari 2015. Lonjakan ini juga terjadi karena diantara BUMN yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia, Waskita yang lebih dahulu mengalami penguatan.

Harga saham kembali berfluktuatif ketika Waskita meminta persetujuan rasio dan harga untuk right issue kepada DPR sehingga pada tanggal 4 Februari 2015 harga saham merosot 3,2 persen menjadi Rp1.770 pada penutupan perdagangan hari itu.

Sampai ketika diumukan harga right issue di kisaran Rp1.300 - 1.650 per saham, harga saham Waskita langsung merosot tajam 7 persen menjadi Rp1.605 per saham menyesuaikan dengan range harga right yang ditawarkan. (Baca juga: Suspen Waskita Dicabut, Harga Saham Ambrol 7%)

Pada 10 Juni, perseroan pun mengumumkan harga right Rp1.450 sementara harga pada hari itu Rp1.670. Cum right WSKT pada pasar reguler dan negosiasi pada 17 Juni, sementara pada pasar tunai pada 22 Juni. Pasca recording date --tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak atas HMETD-- yakni 22 Juni 2015, harga saham sempat mengalami penurunan 4,1 persen ke Rp1.520 per saham --terendah sejak 22 Januari 2015.

Grafik Pergerakan Harga Saham WSKT

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Akan tetapi setelah masa perdagangan right berakhir, harga saham WSKT kembali naik hingga Rp1.820 pada penutupan perdagangan kemarin (5 Agustus 2015). Angka tersebut mendekati level tertinggi sejak awal tahun, setelah rencana rights issue muncul.

Bersamaan dengan kenaikan WSKT, saham ADHI sejak munculnya rencana rights issue memang naik hingga mencapai level tertinggi Rp3.800 pada 3 Februari 2015. Namun, keesokan harinya tersiar kabar harga pelaksanaan rights issue di bawah harga pasar sehingga saham ADHI pun anjlok 10,3 persen dalam sehari.

Pada saat prospektus singkat terbit pada 13 Mei, harga pun ditetapkan menjadi Rp2.000 hingga Rp2.700 per lembar. Harga itu ternyata berada di bawah harga pasar sehingga menyeret ADHI turun 3,71 persen menjadi Rp2.725 pada penutupan perdagangan hari itu.

Grafik Pergerakan Harga Saham ADHI

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Ternyata, perseroan malah merevisi turun harga pelaksanaan rights issue pada 30 Juli 2015 menjadi Rp1.510 hingga Rp2.400. Pengumuman dalam prospektus itu pun lagi-lagi menekan harga hingga 14,61 persen dalam sehari. Hingga saat ini harga ADHI masih terus bergerak dan rencana rights issue pun akan dimintakan restu pemegang saham dalam RUPSLB 27 Agustus 2015. Baca juga: Berapa Harga Teoritis ADHI Setelah Rights Issue?

Bagaimana harga saham ANTM?

Meski mendapatkan suntikan dana seperti kedua saudaranya, ANTM menghadapi pergerakan saham yang berbeda karena tekanan kinerja perseroan dan harga komoditas yang masih lemah. Selain itu, DPR hanya menyetujui separuh dari suntikan dana pemerintah yang diajukan oleh BUMN tambang mineral itu.

Harga saham ANTM turun 1,42 persen menjadi Rp1.035 per saham pada hari 6 Februari 2015 setelah keputusan PMN. Pemerintah hanya akan menyuntik Rp3,5 triliun dari yang diajukan Rp7 triliun. Alhasil, maksimal raihan dalam rights issue pun menjadi hanya Rp5,3 triliun.

Perlahan-lahan, harga saham ANTM pun turun karena tertekan kinerja semester pertama yang rugi akibat larangan ekspor mineral mentah, khususnya nikel yang menjadi andalan perseroan. Rugi bersih ANTM sebesar Rp828 miliar selama kuartal pertama tahun ini, seiring dengan penurunan penjualan 16,6 persen menjadi Rp9,4 triliun.

Selain itu, perusahaan yang sedang membangun smelter ini juga terpukul karena harga komoditas turun dan outlook ekonomi di China semakin memburuk. Pada 27 Juli 2015, saham ANTM jatuh lebih dalam hingga 6 persen menjadi Rp550.

Grafik Pergerakan Harga Saham ANTM

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Harga saham ANTM mencapai Rp475 pada 31 Juli 2015 atau separuh dari level awal tahun, artinya saham ANTM sudah jatuh 50 persen sejak awal tahun. Akan tetapi, dalam tiga hari terakhir ini harga saham ANTM terus terkerek hingga 35 persen dan sempat terkena auto reject. Sejumlah rumor pun beredar mulai dari rencana perseroan mengakuisisi Newmont, Freeport, hingga akan bekerja sama dengan asing untuk proyek smelter grade alumina di Menpawah.

Pelaku pasar pun juga mulai berspekulasi ANTM tidak membukukan rugi pada semester pertama tahun ini setelah perseroan menerbitkan laporan operasional yang menunjukkan penjualan naik hampir dua kali lipat didukung penjualan emas yang melonjak 180 persen. Padahal, laporan keuangan perseroan yang lengkap belum diterbitkan, dan manajemen enggan memberikan angka lebih rinci.

Namun, sebenarnya aksi penambahan modal dalam rights issue yang secara nyata akan memperbaiki kinerja perseroan pada tahun ini. Kebutuhan dana untuk menyelesaikan tiga proyek utama ANTM mencapai Rp44 triliun. Bila memang perseroan ingin mencari pinjaman untuk dana proyek, tentunya rights issue merupakan langkah awal yang sangat baik karena dapat membuka ruang lebih lebar bagi pendanaan. Rights issue akan menambah ekuitas, sehingga level utang perseroan turun dan ruang untuk menarik pinjaman lebih besar.

Terlepas dari kinerja fundamental, mungkin pergerakan harga saham ANTM senada dengan kedua saudaranya yaitu WSKT dan ADHI, yang juga melakukan rights issue. Akan tetapi, semua akan kembali ke tangan pelaku pasar, mau beli atau jual?. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua