Investasi Langsung Tumbuh Positif, Sektor Telekomunikasi Jadi Pilihan
Investasi asing secara langsung tumbuh positif dibanding investasi asing di pasar modal
Investasi asing secara langsung tumbuh positif dibanding investasi asing di pasar modal
Bareksa.com - Investasi di dalam negeri masih memiliki potensi besar untuk terus bertumbuh walaupun pertumbuhan ekonomi sedang dalam tekanan. Hal ini terbukti dari nainya nilai investasi langsung (direct investment) pada semester I 2015 sebesar 17 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Lebih menggembirakan lagi, mayoritas investasi yang masuk merupakan penanaman modal asing. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukan nilai investasi langsung sebesar Rp259,7 triliun, naik 8 persen dari semester sebelumnya. Sebanyak 67 persen merupakan investasi asing dan sisanya domestik. Peningkatan investasi dari luar negeri tumbuh paling signifikan sebesar 11 persen dibanding domestik sekitar 3 persen.
Grafik: Realisasi Investasi Langsung
Promo Terbaru di Bareksa
sumber: BKPM, diolah Bareksa.com
Peningkatan investasi langsung ini memberi angin segar lantaran investasi asing secara tidak langsung (melalui bursa saham) sedang dalam tren menurun. Berdasarkan data Bareksa, sejak awal tahun sampai dengan 24 Juli 2015 sudah terjadi arus keluar dana asing sebesar Rp11,42 triliun dari bursa. Berbanding terbalik dengan periode yang sama 2014 di mana terjadi arus masuk sebesar Rp48,2 triliun.
Keluarnya dana asing dari bursa saham dipicu oleh perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS). Negara adi daya tersebut berencana meningkatkan suku bunga. Menguatnya nilai tukar dolar terhadap sejumlah mata uang dunia menunjukan bahwa dana investasi yang berasal dari AS mulai berangsur kembali ke negaranya.
Grafik: Arus Dana Asing di Bursa Saham Indonesia
sumber: Bareksa.com
Peningkatan investasi langsung menunjukan bawha Investor asing lebih tertarik untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis di Indonesia dibanding berinvestasi portofolio di bursa saham. Pada semester I tahun ini, Malaysia membalap Singapura sebagai negara investor terbesar di Indonesia. Negeri Jiran menempatkan dana senilai $2,6 juta dibanding Singapura $2,3 juta.
"Mengejutkan Malaysia berada di urutan pertama karena berinvestasi di (sektor) telekomunikasi," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani dalam acara pengumuman realisasi investasi semester I 2015 hari ini, Senin 26 Juli 2015.
Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) tahun ini menyiapkan dana untuk pengembangan infrastruktur berbasis 4G sampai dengan Rp7 triliun. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Axiata Group Berhard, Raksasa telekomunikasi asal Malaysia.
Tren investasi kuartal II 2015 didominasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp28,4 triliun atau 21 persen dari total investasi yang masuk. Bergeser dari kuartal sebelumnya yang didominasi oleh investasi di sektor pertambangan.
Grafik: Realisasi Investasi Langsung Berdasarkan Sektor
Sumber: BKPM, diolah Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.