Kuasai 94,19 Persen Saham ARMS, Grup Sinarmas Resmi Jadi Pengendali BRAU
ACE resmi mengendalikan ARMS setelah Nathahiel Rothschild mundur dari persaingan menguasai ARMS
ACE resmi mengendalikan ARMS setelah Nathahiel Rothschild mundur dari persaingan menguasai ARMS
Bareksa.com – Grup Sinarmas melalui Asia Coal Ventures Limited (ACE) kini resmi sebagai pengendali perusahaan tambang batu bara PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Hal tersebut diungkapkan oleh Gamal H.Wanengpati, Corporate Secretary BRAU dalam keterbukaan informasinya hari ini (Kamis, 23 Juli 2015).
Manajemen ACE menyatakan bahwa perseroan telah menjadi pengendali BRAU secara tidak langsung karena ACE telah memiliki 94,19 persen saham Asia Resources Minerals Plc (ARMS), induk usaha BRAU yang tercatat sahamnya di London. ACE resmi mengendalikan ARMS setelah Nathahiel Rothschild, salah satu pesaing grup Sinarmas dalam menguasai ARMS mundur dari persaingan.
Nath—panggilan Nathahiel Rothschild— bersedia melepas seluruh portofolio di induk PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) setelah Grup Sinar Mas lewat kendaraan investasinya, Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE) menaikkan harga tawaran akuisisi ARMS.
Promo Terbaru di Bareksa
ACE menaikkan 36,6 persen harga penawaran saham ARMS menjadi 56 pence (Rp1.064) per saham dari sebelumnya 41 pence. Harga yang lebih tinggi dari penutupan perdagangan ARMS di London sebelum disuspen itu menjadikan valuasinya kini $204,85 juta. Kesepakatan itu diteken antara Rothschild, ACE, dan Sinar Mas Multiartha.
Sempat Timbul Tanda Tanya
Aksi masuknya grup Sinarmas ke dalam perusahaan batu bara bekas afiliasi grup Bakrie ini sempat menimbulkan tanda tanya di benak investor. Pasalnya, kinerja BRAU sebagai perusahaan batu bara menengah tidaklah semenarik tawaran yang diajukan grup Sinarmas melalui ACE.
Berdasarkan laporan keuangannya, ARMS hanya punya aset berupa BRAU yang hanya memiliki cadangan batu bara terbukti hanya 500-600 juta ton. Nilai ini hampir separuh cadangan yang dimiliki PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang memiliki cadangan 1.200 juta ton. Begitupun juga dengan produsen batu bara yang sahamnya mayoritas dimiliki negara Republik Indonesia, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga memiliki cadangan 1.990 juta ton.
Lalu, dilihat dari segi keuangan juga ARMS kondisinya sedang sakit parah sejak 2012. Margin bersih sepanjang sembilan bulan pertama 2014 juga negatif 7,54 persen. Walaupun kondisi harga komoditas menurun, perusahaan dengan size cadangan seperti BRAU yakni PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) masih memberikan margin bersih positif masing-masing 5,19 persen dan 7,54 persen. (Baca juga: Kenapa Sinarmas Tertarik Pada Berau Coal? Padahal Keuangan BRAU Kena Rapor Merah)
Grafik Perbandingan rasio net profit margin (NPM) BRAU dengan dua perusahaan tambang lainnya
Sumber: Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.