Rights Issue RIMO, Hokindo dan Keluarga Benny Tjokro
Rimo akan rights issue Rp8,1 triliun untuk akuisisi perusahaan properti bernama PT Hokindo Mediatama
Rimo akan rights issue Rp8,1 triliun untuk akuisisi perusahaan properti bernama PT Hokindo Mediatama
Bareksa.com - Perusahaan ritel PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) akan menerbitkan saham baru (rights issue) dengan target raihan dana hingga Rp8,1 triliun. Dana itu akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan properti bernama PT Hokindo Mediatama.
Aksi ini membuka jalan bagi perusahaan target akuisisi tersebut (Hokindo) untuk masuk ke bursa saham, tanpa harus melakukan penawaran perdana atau disebut dengan backdoor listing. (Baca juga: RIMO Rights Issue Rp8,1 Triliun, Backdoor Listing Perusahaan Properti)
Perusahaan target akuisisi ini nilai asetnya lebih besar dibanding RIMO yang saat ini hanya memiliki satu gerai ritel beroperasi di Pasar Baru, Jakarta.
Promo Terbaru di Bareksa
Lantas, siapakah di balik Hokindo ini?
Berdasarkan prospektus rights issue RIMO, Hokindo yang memiliki sejumlah tanah kosong di beberapa wilayah di Indonesia ini dimiliki oleh PT Fajarindah Megah Perkasa (99,998 persen) dan sisanya Okto Rikiko (0,002 persen). Dalam susunan manajemen, terdapat nama Teddy Tjokrosapoetro sebagai direktur utama. Selain itu, Bastian Conny Paul sebagai Komisaris Utama.
Dalam penelusuran Bareksa, Bastian Conny Paul juga menduduki posisi Komisaris di PT Hanson International Tbk (MYRX), perusahaan garmen dan tekstil yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 2004, tetapi mulai menggarap sektor properti sejak 2014.
Hanson yang juga memiliki bisnis tambang dan energi merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Benny Tjokrosapoetro –lebih populer dengan sebutan Benny Tjokro atau Bentjok.
Benny, memasukkan aset propertinya PT Mandiri Mega Jaya ke bursa melalui Hanson juga dengan skema backdoor listing dengan cara rights issue senilai Rp4,59 triliun pada 2013. Oleh sebab itu, tak mengagetkan salah satu aset Hokindo ada yang bernama PT Hanson Samudera Indonesia.
Teddy Tjokrosapoetro (Dirut Hokindo), tak lain dan tak bukan adalah adik dari Benny, yang pernah membuat geger pasar modal dengan kasus Bank Pikko 18 tahun lalu.
Pada Maret 1997, Benny terlibat dalam transaksi saham PT Bank Pikko Tbk melalui sejumlah nama pihak lain dan menjadikan harganya naik hingga 20 persen di bursa yang dulu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Benny, bersama dengan afiliasinya, memecah order beli dan jual saham Bank Pikko melalui sejumlah perusahaan efek sehingga membuat saham itu terlihat aktif di pasar.
Spekulan yang saat itu memperkirakan harga saham Bank Pikko akan turun lalu melakukan transaksi short selling (menjual saham Bank Pikko meskipun tidak memiliki saham tersebut dengan harapan harga saham akan turun). Akibatnya, 52 dari 127 perusahaan efek gagal menyerahkan saham Bank Pikko. Bapepam pun memberi sanksi kepada Benny untuk mengembalikan keuntungan dari transaksi Bank Pikko sebesar Rp 1 miliar kepada Negara.
Saat ini rights issue RIMO, patut dicermati karena tidak memakai jasa penjamin emisi (underwriter) dan hanya ada penasihat keuangan, yaitu MarkAsia Strategic. Memang, tidak ada peraturan pasar modal yang mengharuskan rights issue dengan penjamin emisi karena sudah ada pembeli siaga (standby buyer), yaitu Haven Capital Pte Ltd.
Entah apalagi rencana Benny melalui transaksi ini. Investor tampaknya perlu berhitung cermat dalam mengambil keputusan untuk mengeksekusi rights issue dengan rasio 1 banding 90 ini. (pi)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.