Presiden Minta Percepat Realisasi Anggaran, Harga Saham Konstruksi Kompak Naik
Khususnya untuk kementerian di bidang ekonomi yang memiliki program pembangunan infrastruktur.
Khususnya untuk kementerian di bidang ekonomi yang memiliki program pembangunan infrastruktur.
Bareksa.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi instruksi khusus kepada para menteri untuk segera mempercepat realisasi penyerapan anggaran, terutama proyek pembangunan infrastruktur.
Pelaku pasar merespons positif instruksi tersebut dengan memborong saham emiten sektor konstruksi dan infrastruktur. Walhasil harga saham kedua sektor itu melesat.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia menunjukkan pergerakan positif indeks infrastruktur dan properti di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (Kamis, 7 Mei 2015) bergerak di zona merah. Indeks infrastruktur naik 0,47 persen 1.029,38 dan indeks properti yang mencakup emiten konstruksi juga naik 0,21 persen menjadi 542,94. Sementara IHSG turun 0,29 persen ke 5.170,37.
Seluruh saham konstruksi langsung mengalami kenaikan harga sejak awal sesi I hingga pukul 11.20 WIB. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik 3,4 persen, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 3,5 persen, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 1,4 persen, PT PP Tbk (PTPP) naik 3,1 persen. Begitu pula dengan PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) naik 3,1 persen, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) naik 4,3 persen, PT Ascet Indonusa Tbk. (ACST) naik 2,6 persen dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) naik 3,4 persen
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Pergerakan Indeks Infrastruktur dan Properti
sumber: bareksa.com
Sebelumnya awal pekan Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa pertumbuhan perekonomian kuartal I-2015 hanya bertumbuh 4,71 persen. Lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang Januari-Maret itu salah satunya akibat investasi pemerintah yang belum bisa berjalan sepenuhnya.
Dengan mempercepat realisasi belanja pemerintah di proyek-proyek infrastruktur, Presiden Jokowi berharap perekonomian bisa lebih dipacu lebih tinggi. "Sekarang semua kementerian yang sudah beres urusannya, agar segera melaksanakan pekerjaan yang sudah ditenderkan," kata Menko Perekonomian Sofyan Djalil seusai rapat dengan presiden dan Wapres di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 6 Mei 2015.
Sofyan menjelaskan terlambatnya pencairan anggaran memang disebabkan faktor perubahan nomenklatur di beberapa kementerian. Misalnya, pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA), Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) dan lainnya.
Menurut Sofyan, sekarang kementerian tersebut sudah banyak memulai tender. Maka diharapkan pada Mei sudah banyak proyek infrastruktur dimulai. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.